Biografi Sejarah Brigjen Anumerta Katamso Sebagai Pahlawan Revolusi
ia kemudian bergabung kedalam PETA (pembela tanah air ) dengan mengikuti pendidikan di bogor setelah proklamasi kemerdekaan , ia menggabungkan diri dalam tentara keamanan rakyat yang kemudian hari berkembang menjadi tentara nasional Indonesia (TNI)
pada awalnya ia diangkat sebagai komandan kompi batalyon28 divisi iv beberapa kali pasukan yang dibawah komandaonya berhadapan dengan pasukan belanda , lebih-lebih pada masa agresi militer ii (1948-1949 ) ia berhasil memadamkan pemberontakan delam tubuh batalyon 426 di jawa tengah pada tahun 1958 ketika terjadi pemberontakan PRRI/Persemeta (pemerintah revolusioner republic Indonesia/piagam perjuangan semesta) katamso ditunjuk sebagia komandan batalyon “A” komando operasi “17 agustus” dibawah pimpinan kolonel ahmad yani. Operasi itu bertujuan untuk mengamankan wilayah sumatera barat
pada tanggal 17 april kota padang dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah pusat. Keberhasilan operasi di wilayah lain sehingga pimpinan PRRI akhirnya satu persatu menyerah.. pada tanggal 29 mei 1961 secara resmi achmad husein pimpinan pemberontak beserta pasukannya menyerahkan diri keberhasilan itu menghantarkan nya ke jabatan kepal staf resimen team pertempuran (RTP) II DIPONOGORO di bukit tinggi jabatan dipikulnya sampai keadaan keamanan seluruh sumatera dapat dipulihkan ia ditarik kembali ke jawa untuk memangku jabatan sebagai komandan pusat pendidikan dan latihan (koplap) di samping menjabat sebagai komandan pusat pendidikan infantry (pusdiktif) di bandung
prestasi dan karirinya yang terus meningkat menyebabkan ia harus berhadapan dengan PKI yang pada awal tahun 1960 terus melancarkan ofensif politik ke segala jajaran dan lembaga Negara. Beberapa anggota militer juga menjadi sasaran agitasi politiknya . katamso pada tahun 1965 dengan pangkat kolonel menjabat sebagai komandan resort militer (korem) 072 yogyakarta komando daerah militer (kodarn) vii/diponogoro
katamso sebagai militer tidak menyetujui berbagai sepak terjang PKI DI wilayah tugasnya ia kemudian diculik oleh gerombolan PKI dan dibawa ke kentungan sebelah utara Yogyakarta. Pada tanggal 22 oktober 1965 mayatnya diketemukan di daerah itu untuk dimakamkan di taman makam pahlawan semaki Yogyakarta
-Kisah Sejarah Brigjen Katamso-Postedby-BukanTrik-, Posisi seorang militer dalam pergolakan politik tidak mudah, sebagai militer ia harus berdiri diatas semua golongan karena mereka adalah pengemban keamanan rakyat, sebagai militer ia dituntu untuk bersikap objektif artinya dia harus memberikan penilaian mana yang benar dan yangsalah seluruh peraturan undang-undang yang berlau yang benar harus dibela dan yang salah ditindak
penilaian itu tidak mudah dan membawa resiko yang besar, karena keselamatan taruhannya kedudukan yang sulit itu harus dihadapi dan menghadapiberbagai percaturan politik yang dialami
katamso yang dilahirkan di sragen jawa tengah pada tanggal 5 februari 1923 belum sempat menamatkan sekolah menengahnya ketika jepang menduduki Indonesia
ia kemudian bergabung kedalam PETA (pembela tanah air ) dengan mengikuti pendidikan di bogor setelah proklamasi kemerdekaan , ia menggabungkan diri dalam tentara keamanan rakyat yang kemudian hari berkembang menjadi tentara nasional Indonesia (TNI)
pada awalnya ia diangkat sebagai komandan kompi batalyon28 divisi iv beberapa kali pasukan yang dibawah komandaonya berhadapan dengan pasukan belanda , lebih-lebih pada masa agresi militer ii (1948-1949 ) ia berhasil memadamkan pemberontakan delam tubuh batalyon 426 di jawa tengah pada tahun 1958 ketika terjadi pemberontakan PRRI/Persemeta (pemerintah revolusioner republic Indonesia/piagam perjuangan semesta) katamso ditunjuk sebagia komandan batalyon “A” komando operasi “17 agustus” dibawah pimpinan kolonel ahmad yani. Operasi itu bertujuan untuk mengamankan wilayah sumatera barat
pada tanggal 17 april kota padang dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah pusat. Keberhasilan operasi di wilayah lain sehingga pimpinan PRRI akhirnya satu persatu menyerah.. pada tanggal 29 mei 1961 secara resmi achmad husein pimpinan pemberontak beserta pasukannya menyerahkan diri keberhasilan itu menghantarkan nya ke jabatan kepal staf resimen team pertempuran (RTP) II DIPONOGORO di bukit tinggi jabatan dipikulnya sampai keadaan keamanan seluruh sumatera dapat dipulihkan ia ditarik kembali ke jawa untuk memangku jabatan sebagai komandan pusat pendidikan dan latihan (koplap) di samping menjabat sebagai komandan pusat pendidikan infantry (pusdiktif) di bandung
prestasi dan karirinya yang terus meningkat menyebabkan ia harus berhadapan dengan PKI yang pada awal tahun 1960 terus melancarkan ofensif politik ke segala jajaran dan lembaga Negara. Beberapa anggota militer juga menjadi sasaran agitasi politiknya . katamso pada tahun 1965 dengan pangkat kolonel menjabat sebagai komandan resort militer (korem) 072 yogyakarta komando daerah militer (kodarn) vii/diponogoro
katamso sebagai militer tidak menyetujui berbagai sepak terjang PKI DI wilayah tugasnya ia kemudian diculik oleh gerombolan PKI dan dibawa ke kentungan sebelah utara Yogyakarta. Pada tanggal 22 oktober 1965 mayatnya diketemukan di daerah itu untuk dimakamkan di taman makam pahlawan semaki Yogyakarta
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan sopan