0 Comment
Keunikan Rumah Adat Panggung panjang Kajang Leko dari provinsi Jambi 

Keunikan-Rumah-Adat-Panggung-Kajang-Leko-dari-provinsi-Jambi

-Rumah Adat Jambi-Post by-BukanTrik-, rumah adat tradisional yang di miliki oleh masyarakat jambi adalah ber nama rumah adat panggung kajang leko.yang menjadi ciri khas dan keunikan dari rumah adat provinsi jambi adalah Rumah nya dibangun memanjang secara terpisah, yang berjarak sekitar 2m, serta bagian depan nya menghadap ke jalan. Sedangkan Di belakang rumah dibangun lumbung tempat menyimpan padi

Provinsi jambi termasuk salah satu provinsi yang terletak di pulau sumatera dan suku yang mendiami wilayah jambi adalah suku Batin Sampai sekarang orang Batin masih mempertahankan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka,

salah satunya adalah rumah adat lako atau rumah tradisional lamo Menurut sejarahnya suku Batin berasal dari 60 tumbi (keluarga) yang pindah dari Koto Rayo. Ke 60 keluarga inilah yang merupakan asal mula Marga Batin 5, dengan 5 dusun asal.

maka daerah Marga Batin V itu mengandung arti kumpulan 5 dusun yang asalnya dari satu dusun yang sama. Kelima dusun tersebut adalah Tanjung Muara Semayo, Dusun Seling Dusun Kapuk, Dusun Pulau Aro, Dusun Muara Jernih. Daerah Margo Batin V kini masuk wilayah kecamatan Tabir, dengan ibukotanya di Rantau Panjang, Kabupaten Sorolangun Bangko.

baca juga


Pada awalnya suku (orang) Batin tinggal berkelompok yang terdiri dari 5 kelompok asal yang membentuk 5 dusun. Salah satu perkampungan Batin yang masih utuh hingga sekarang adalah Kampung Lamo di Rantau Panjang..

Ada beberapa keunikan yang menjadi ciri khas dari rumah adat tradisional panggung kajang leko di lihat dari sisi arsitekturnya yaitu diantaranya keunikan bentuk rumahnya, bahan yang digunakan, fungsi dari setiap ruangan , serta ornamen yang digunakan sebagai hiasan rumah yang menambah keindahan dan kenyamanan bagi si pemilik rumah, berikut penjelasan macam-macam keunikan yang tedapat pada rumah adat tradisional panggung kajang leko

1. Keunikan BENTUK RUMAH tradisional rumah kajang leko


Rumah adat Batau rumah tradisional yang pertama tempati suku batin disebut dengan Kajang Leko atau Rumah Lamo. Dimana keunikan bentuk bubungan Rumah Lamo seperti perahu dengan ujung bubungan bagian atas melengkung ke atas.

Bentuk bangunan rumah lamo berbentuk bangsal, empat persegi panjang dengan ukuran panjang 12 m dan lebar 9 m. Bentuk empat persegi panjang tersebut dimaksudkan untuk mempermudah penyusunan ruangan yang disesuaikan dengan fungsinya, dan dipengaruhi pula oleh hukum Islam.

Seperti pada umumnya rumah tinggal memiliki beberapa bagian rumah yang memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, rumah tradisional lamo juga terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah

a. bubungan/atap,

keunikan nama Bubungan/atap yang agak unik yang bernama ‘gajah mabuk’, yang diambil dari nama pembuat rumah yang kala itu sedang mabuk cinta tetapi tidak mendapat restu dari orang tuanya.

Bentuk bubungan disebut juga lipat kajang, atau potong jerambah. Atap dibuat dari mengkuang atau ijuk yang dianyam kemudian dilipat dua. Dari samping, atap rumah lamo kelihatan berbentuk segi tiga.

Bentuk atap seperti itu dimaksudkan untuk mempermudah turunnya air bila hari hujan, mempermudah sirkulasi udara, dan menyimpan barang

b. kasau bentuk,

Kasau Bentuk adalah atap yang berada di ujung atas sebelah atas. Kasau Bentuk berada di depan dan belakang rumah, bentuknya miring, berfungsi untuk untuk mencegah air masuk bila hujan. Kasou bentuk dibuat sepanjang 60 cm dan selebar bubungan

c. dinding, pintu/jendela

Dinding/masinding rumah lamo dibuat dari papan, sedangkan pintunya terdiri dari 3 macam. Ketiga pintu balik melintang. Pintu tegak berada di ujung sebelah kiri bangunan, berfungsi sebagai pintu masuk.

Pintu tegak dibuat rendah sehingga setiap orang yang masuk ke rumah harus menundukkan kepala sebagai tanda hormat kepada si empunya rumah. Pintu masinding berfungsi sebagai jendela, terletak di ruang tamu.

Pintu ini dapat digunakan untuk melihat ke bawah, sebagai ventilasi terutama pada waktu berlangsung upacara adat, dan untuk mempermudah orang yang ada di bawah untuk mengetahui apakah upacara adat sudah dimulai atau belum.

Pintu balik melintang adalah jendela terdapat pada tiang balik melintang. Pintu itu digunakan oleh pemuka-pemuka adat, alim ulama, ninik mamak dan cerdik pandai

d. tiang

Adapun jumlah tiang rumah lamo adalah 30 terdiri dari 24 tiang utama dan 6 tiang palamban. Tiang utama dipasang dalam bentuk enam, dengan panjang masing-masing 4,25 m. Tiang utama berfungsi sebagai tiang bawah (tongkat) dan sebagai tiang kerangka bangunan

e. lantai

Lantai rumah adat dusun Lamo di Rantau Panjang, Jambi, dibuat bartingkat. Tingkatan pertama disebut lantai utama, yaitu lantai yang terdapat di ruang balik melintang.

Dalam upacara adat, ruangan tersebut tidak bisa ditempati oleh sembarang orang karena dikhususkan untuk pemuka adat. Lantai utama dibuat dari belahan bamboo yang dianyam dengan rotan. Tingkatan selanjutnya disebut lantai biasa. Lantai biasa di ruang balik menalam, ruang tamu biasa, ruang gaho, dan pelamban

f. tebar layar,

Tebar layar, berfungsi sebagai dinding dan penutup ruang atas. Untuk menahan tampias air hujan, terdapat di ujung sebelah kiri dan kanan bagian atas bangunan. Bahan yang digunakan adalah papan

g. penteh 

Penteh, adalah tempat untuk menyimpan, terletak di bagian atas bangunan

h. pelamban, dan tangga.

pelamban, yaitu bagian rumah terdepan yang berada di ujung sebelah kiri. Pelamban merupakan bangunan tambahan/seperti teras. Menurut adat setempat, pelamban digunakan sebagai ruang tunggu bagi tamnu yang belum dipersilahkan masuk

2. bentuk SUSUNAN RUANGAN rumah adat kajang lako


Kajang Lako terdiri dari 8 ruangan, meliputi

a. pelamban,

pelamban adalah bagian bangunan yang berada di sebelah kiri bangunan induk. Lantainya terbuat dari bambu belah yang telah diawetkan dan dipasang agak jarang untuk mempermudah air mengalir ke bawah

b. ruang gaho,

Ruang Gaho adalah ruang yang terdapat di ujung sebelah kiri bangunan dengan arah memanjang. Pada ruang gaho terdapat ruang dapur, ruang tempat air, dan ruang tempat menyimpan

c. ruang masinding,

Ruang masinding adalah ruang depan yang berkaitan dengan masinding. Dalam musyawarah adat, ruangan ini dipergunakan untuk tempat duduk orang biasa. Ruang ini khusus untuk kaum laki-laki d. ruang tengah,

Ruang tengah adalah ruang yang berada di tengah-tengah bangunan. Antara ruang tengah dengan ruang masinding tidak memakai dinding. Pada saat pelaksanaan upacara adat, ruang tengah ini ditempati oleh para wanita

e. ruang balik menahan,

ruang balik menalam atau ruang dalam. Bagian-bagian dari ruang ini adalah ruang makan, ruang tidur orang tua, dan ruang tidur anak gadis

f. ruang balik malintang,

ruang balik malintang. Ruang ini berada di ujung sebelah kanan bangunan menghadap ke ruang tengah dan ruang masinding. Lantai ruangan ini dibuat lebih tinggi daripada ruangan lainnya, karena dianggap sebagai ruang utama. Ruangan ini tidak boleh ditempati oleh sembarang orang. Besarnya ruang balik melintang adalah 2×9 m, sama dengan ruang gaho

g. ruang atas/penteh,

penteh adalah Ruangan yang berada di atas bangunan, yang biasanya dipergunakan untuk menyimpan barang.

h. dan ruang bawah/bauman.

Bauman adalah Ruang yang tidak berlantai dan tidak berdinding, yang biasanya dipergunakan untuk menyimpan, memasak pada waktu ada pesta, serta kegiatan lainnya

3. Ornamen dan aneka ukiran hias pada rumah adat kajang leko


Ornament yang sering di gunakan yang ada pada rumah adat leko terdapat beberapa motif ragam hias yang berbentuk ukir-ukiran. Yang memiliki ciri khas Motif dengan ragam hias yang mengambil corak motif flora (tumbuh-tumbuhan) dan fauna (binatang).

Motif flora yang digunakan dalam ragam hias antara lain adalah motif bungo tanjung, motif tampuk manggis, dan motif bungo jeruk.

baca juga


Motif bungo tanjung diukirkan di bagian depan masinding. Motif tampuk manggis juga didepan masinding dan di atas pintu, sedangkan bungo jeruk di luar rasuk (belandar) dan di atas pintu. Ragam hias dengan motif flora dibuat berwarna.

Ketiga motif ragam hias tersebut dimaksudkan untuk mempermudah bentuk bangunan dan sebagai gambaran bahwa di sana banyak terdapat tumbuh-tumbuhan.

Adapun motif fauna yang digunakan dalam ragam hias adalah motif ikan. Ragam hias yang berbentuk ikan sudah distilir ke dalam bentuk daun-daunan yang dilengkapi dengan bentuk daun-daunan yang dilengkapi dengan bentuk sisik ikan. Motif ikan dibuat tidak bewarna dan diukirkan di bagian bendul gaho serta balik melintang

Demikian penjelasan lengkap mengenai “Keunikan Rumah Adat Panggung panjang Kajang Leko dari provinsi Jambi ” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan

 
Top