0 Comment
Nama Pakaian Adat Tradisional Yogyakarta keterangan dan penjelasan

Nama-Pakaian-Adat-Tradisional-Yogyakarta-keterangan-dan-penjelasan

-Pakaian Adat Yogyakarta-Postedby-BukanTrik-, Yogyakarta termasuk provinsi yang masih memegang teguh budaya tradisi keraton kesultanan yogya. yang mana Kraton yogya merupakan pusat institusi dan tata pemerintahan, yang menjadi lembaga resmi yang dipimpin oleh seorang raja dan para kerabatnya yang disebut sebagai pegawai istana atau abdi dalem.

yang terdiri dari beberapa golongan-golongan yang disesuai dengan fungsi dan jabatannya, yang secara visual ditandai pula oleh cara dan bentuk pakaian yang digunakan oleh masing-masing bagain dari kraton dan masyarakat pada umumnya. Lebih-lebih pada saat penyelenggaraan upacara adat pakaian tersebut dikenakan secara lengkap, di samping pakaian sehari-hari yang secara rutin dikenakan.

Pakaian adat tradisional masyarakat Yogyakarta terdiri dari seperangkat pakaian yang memiliki unsur unsur yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kelengkapan berbusana tersebut merupakan ciri khusus pemberi identitas bagi pemakainya yang meliputi fungsi dan peranannya. Oleh karena itu, cara berpakaian biasanya sudah dibakukan secara adat, kapan dikenakan, di mana dikenakan, dan siapa yang mengenakannya.

Secara umum Fungsi pakaian, awalnya digunakan sebagai alat untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin maupun panas. Kemudian fungsi pakaian menjadi lebih beragam, misalnya untuk menutup aurat, sebagai unsur pelengkap upacara yang menyandang nilai tertentu, maupun sebagai alat pemenuhan kebutuhan akan keindahan.

Pada masyarakat Yogyakarta, kegunaan pakaian memiliki fungsi yang cukup beragam, diantaranya seperti pada masyarakat bangsawan pakaian mempunyai fungsi praktis, estetis, religius, sosial dan simbolik. Seperti kain kebaya memiliki fungsi diantaranya adalah
  • fungsi praktisnya adalah untuk menjaga kehangatan dan kesehatan badan;
  • fungsi estetis, yakni menghias tubuh agar kelihatan lebih cantik dan menarik;
  • fungsi sosial yakni belajar menjaga kehormatan diri seorang wanita agar tidak mudah menyerahkan kewanitaannya dengan cara berpakaian serapat dan serapi mungkin, serta memakai stagen sekuat mungkin agar tidak mudah lepas.

Bahan yang dipakai umumnya terbuat dari bahan katun, bahan sutera, kain sunduri (brocade), nilon, lurik, atau bahan-bahan estetis. Sedangkan, kebaya panjang lebih banyak menggunakan bahan beludru, brokat, sutera yang berbunga maupun nilon yang bersulam. Teknik pembuatannya ada yang ditenun, dirajut, dibatik, dan dicelup.

busana adat tradisional jogja, memiliki latar belakang budaya ketimuran. Apabila ada seorang yang memakai pakaian (baju) adat tradisional yogya, sangat tampak pada prilaku yang terikat oleh budaya busana. Kelengkapan pakaian adat jogja ini dengan keseluruhannya memiliki bagian atas, tengah, dan bagian bawah sebagai ciri khas dari pakaian adat tradisional jogya

Bagian atas meliputi Blangkon hanya untuk laki-laki, dan tata rias rambut. Pada bagian tengah ini terdiri dari baju surjan untuk laki-laki saja, dan kebaya hanya untuk perempuan. Pada bagian bawah berupa alas kaki penggolongan pakaian tersebut sesuai usia dan statusnya.

Pakaian Adat Laki-laki Dewasa


Pakaian adat tradisional untuk dewasa ini dengan keseluruhan merupakan seperangkat pakaian tradisional yang menggunakan dengan ada aturannya secara adat. Pakaian adat dewasa yang tradisional yang di kenal pakaian laki-laki yogyakarta terdiri dari atas kepala atau menggunakan dengan blangkon, untuk pakaian menggunakan model kencongan yang terdiri dari kain batik yang dipakai dengan baju surjan, lonthong tritik, dan ikat pinggang. Sedangkan pakaian hanya untuk digunakan sehari-hari, khususnya bagi pria remaja terdiri dari baju surjan, kain batik dengan gambar wiru di sebelah tengah, lonthong tritik, kamus songketan, menggunakan timang dan dhestar.

Pakaian Adat Perempuan Dewasa


Pakaian tradisional yang dipakai khusus perempuan adalah sabukwala padintenan. Yang lazimnya berupa baju kebaya, yang merupakan rangkaian busana yang terdiri dari samping batik, baju katun, ikat pinggang kamus songketan yang bermotif flora dan fauna, memakai lonthong tritik, dan menggunakan canthok dari perak yang berbentuk kupu-kupu, burung garuda, merak pakaian adat tradisional untuk perempuan dengan menata rambut yang berbentuk sanggul atau konde.

Serta menggunakan perhiasan sebagai perlengkapan berbusana yang terdiri dari subang, kalung emas dengan liontin yang berbentuk mata uang dinar, gelang berbentuk ular gligen atau model sigar penjalin.

Bahan yang dipakai untuk baju adat tradisional yogyakarta ini antara lain berasal dari bahan yang sangat bagus yaitu dengan bahan katun, bahan sutera, kain sundur, nilon, lurik, atau bahan-bahan estetis dalam Pembuatan nya ada juga memakai tenun, dirajut, dan dicelup, untuk sementara ini kebaya jogja sendiri kebanyakan pada umumnya menggunakan bahan beludru, brokat atau sutera

Pakaian Upacara Ageng


Pakaian tradisional adat jogja khusus untuk melaksanakan upacara ageng, biasanya menggunakan pakaian oleh para putra sultan yang di sebut dengan busana keprabon. Biasanya jenis busana ini dibedakan atas busana dodotan, kanigaran, dan yang terakhir kaprajuritan. Dengan busana dodotan biasanya digunakan pada upacara garebeg, jumenangan dalam penobatan raja. Hal ini merupakan pisowanan dalam upacara perkawinan dan juga menggunakan pakaian terdiri dari kuluk biru dengan menggunakan hiasan mundri nyamat. Biasanya pada waktu upacara agustus, tinggal dalam tahunan, supitan, dan perkawinan. Yang digunakan pada kanigaran, ini merupakan sangat berbeda dengan busana dodotan yang tidak mengenakan baju

Pakaian Adat abdi dalem keraton dan pejabat keraton


Abdi Dalem merupakan salah satu karyawan keraton, yang pada umumnya tinggal disekitar keraton jogja, pakaian yang biasanya mereka pakai terdiri dari dua macam yaitu Sikep alit dan langenarjan. Baju adat Sikep Alit terdiri dari berbagai macam kain seperti kain batik sawitan, baju hitam merupakan bahan dari laken. Yang terdiri dari beberapa tujuh sampai sembilan kancing yang berwarna kuning.

Sedangan langeran merupakan pakaian yang terdiri dari kain batik, baju bukakan yang diibuat dari bahan laken yang berwarna hitam, termasuk kemeja putih dengan kerah yang modelnya berdiri, daster sama dengan model pakaian adat sikepan alit,

keris model ladrangan atau gayman, yang dipakai di sebelah pinggang belakang kanan, dan juga dasi yang berwarna puith dengan model kupu-kupu, serta selop yang berwarna hitam. Pada jenis pakaian ini dikenakan pada waktu malam, karena untuk menghindari suatu pertemuan atau jamuan makan malam dalam satu pesta khusus

Demikian penjelasan lengkap mengenai macam-macam jenis “Nama Pakaian Adat Tradisional Yogyakarta pria wanita” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan

 
Top