-Kebudayaan Kalimantan Selatan-Postedby-BukanTrik-, Masyarakat suku Banjar Kalimantan selatan mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan religi, melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi dan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek budaya.
Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Budaya Islam, terutama sekali dengan pandangan yang berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya asal, Hindu dan Budha.
Suku Banjar berasal dari orang Melayu Sumatera, Kalimantan dan Jawa yang datang ke Kalimantan Selatan untuk berdagang. Adat, bahasa dan kepercayaan mereka adalah akibat pengaruh berabad-abad dari orang Dayak, Melayu dan Jawa.
Ada juga orang Dayak yang menjadi orang Banjar karena memeluk agama Islam. Orang Banjar dapat dibagi dua dari segi dialek bahasa, yaitu Banjar Hulu dan Banjar Kuala. Suku Banjar terdapat di propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Sumatera dan Malaysia
Ada salah satu contoh tradisi adat istiadat yang masih dilestarikan oleh suku banjar Kalimantan selatan sebagai wujud dari kearifan budaya lokal yang menjadi ciri dan identitas suatu kehidupan masyarakat suku banjar adalah pasar terapung.
Pasar terapung adalah salah satu contoh tradisi budaya aktivitas jual-beli manusia yang hidup di atas air. Seperti halnya pasar-pasar yang ada di daratan, di pasar terapung ini juga dilakukan transaksi jual beli barang seperti sayur-mayur, buah-buahan, segala jenis ikan, dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya.
Pembelian dari tangan pertama disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan.
Salah satu keunikan budaya dari Pasar Terapung adalah desak-desakan antara perahu besar dan perahu kecil yang mencari pembeli, serta penjual yang bersliweran kesana kemari dan kapalnya yang dimainkan gelombang Sungai Barito.
Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang berdasarkan barang dagangan.
Selain itu terdapat beberapa unsur keragaman keunikan dan sistem kebudayaan yang menggambarkan tentang kehidupan budaya suku banjar provinsi Kalimantan selatan diantaranya sebagai berikut
A. SISTEM KEPERCAYAAN
Suku Banjar merupakan penduduk asli sebagian wilayah propinsi Kalimantan Selatan.Mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam.Pengkategorian atas berbagai sistem kepercayaan yang ada ini dalam masyarakat Banjar sebagian berdasarkan atas kesatuan-kesatuan sosial yang menganutnya. Dalam ungkapan lain, istilah Islam Banjar setara dengan istilah-istilah berikut: Islam di Tanah Banjar,
Islam menurut pemahaman dan pengalaman masyarakat Banjar, Islam yang berperan dalam masyarakat dan budaya Banjar, atau istilah-istilah lain yang sejenis, tentunya dengan penekanan-penekanan tertentu yang bervariasi antara istilah yang satu dengan lainnya.
Kepercayaan yang berasal dari ajaran Islam bukanlah satu-satunya kepercayaan religius yang dianut masyarakat Banjar,
sistem ritual dan sistem upacara yang diajarkan Islam bukanlah satu-satunya sistem upacara yang dilakukan.Keseluruhan kepercayaan yang dianut orang Banjar menurut beberapa Sejarawan Banjar telah dibedakan menjadi tiga kategori.Yang pertama ialah kepercayaan yang bersumber dari ajaran Islam.
Isi kepercayaan ini tergambar dari rukun iman yang ke enam.Kedua, kepercayaan yang berkaitan dengan struktur masyarakat Banjar pada zaman dahulu, yaitu pada masa sultan-sultan dan sebelumnya.
Orang-orang Banjar pada waktu itu hidup dalam lingkungan keluarga luas, yang dinamakan bubuhan dan juga bertempat tinggal dalam lingkungan, bubuhan pula.
Kepercayaan demikian ini selalu disertai dengan keharusan bubuhan melakukan upacara tahunan, yang biasa dinamakan sebagai aruh tahunan.Ketiga, kepercayaan yang berhubungan dengan beragam tafsiran dari masyarakat atas alam lingkungan sekitarnya,
yang mungkin adakalanya berkaitan pula dengan kategori kedua.kepercayaan.Untuk kategori pertama mungkin lebih baik dinamakan kepercayaan Islam, kategori kedua kepercayaan bubuhan dan kategori ketiga kepercayaan lingkungan.
B. SISTEM PEREKONOMIAN
Orang Banjar dikenal dengan julukan masyarakat air karena adanya pasar terapung, tempat perdagangan hasil bumi dan kebutuhan hidup sehari-hari di sungai-sungai kota Banjarmasin, ibukota Propinsi Kalimantan Selatan.
Sebagian besar mereka hidup bertani dan menangkap ikan. Sekarang banyak pula yang bergerak dalam bidang perdagangan, transportasi, pertambangan, pembangunan, pendidikan, perbankan, atau menjadi pegawai negeri.
Selain itu, mereka mempunyai keahlian menganyam dan membuat kerajinan permata yang diwariskan secara turun temurun.
Kekayaan alam dan kesuburan tanah tempat orang Banjar ternyata tidak otomatis meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana transportasi (kondisi jalan dan angkutan) yang terbatas menyebabkan produk pertanian dan non pertanian mereka sulit untuk dipasarkan.
C. SISTEM KEKERABATAN
Sistem kekerabatan suku Banjar pada umumnya adalah sama, untuk daerah seluruh Kalimantan Selatan. Suku Banjar mendasarkan kekerabatan mereka menurut garis dari keturunan ayah dan garis keturunan ibu atau bilateral.
Tetapi di akui bahwa dalam hal-hal tertentu terutama yang menyangkut masalah kematian, perkawinan yang menjadi wali asbah adalah garis dari pihak ayah. Dalam hal masalah keluarga besar dan pengertian keluarga besar, maka berlaku garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu, keduanya diberlakukan sama.
Masyarakat suku Banjar mengenal istilah Bubuhan, yang dimaksud dengan istilah bubuhan dalam masyarakat Banjar adalah kelompok kekerabatan yang merupakan kumpulan dari keluarga batih yang merupakan satu kesatuan.
Bubuhan ini yang menurut pengertian Sosiologi adalah keluarga besar, yaitu yang terdiri dari dua keluarga batih atau lebih yang masih mempunyai hubungan keturunan satu sama lain, baik menurut garis keturunan ayah atau ibu. Keluarga bubuhan, yang disebut keluarga besar, tetapi disebut pula keluarga luas.Dari perkawinan
terbentuklah suatu kelompok kekerabatan yang sering disebut keluarga inti atau keluarga batih.Satu keluarga batih terdiri dari satu suami dan satu istri (atau lebih).Selama satu tahun tersebut, keluarga batih baru ini diberi kesempatan untuk mengerjakan sawah atau ladang sendiri dan orang tua istri, mereka selalu membantu kehidupan keluarga baru ini.
Tetapi kalau keluarga baru ini belum mempunyai kemampuan hidup berpisah dari rumah keluarga istrinya, kecendrungan menetap dalam keluarga istri ini disebut matrilokal atau uksorilokal.Kalau ikut di keluarga pihak suami disebut patrilokal.
Kalau mereka telah mempunyai kemampuan untuk hidup sendiri dan berpisah dari orang tua (dari istri atau suami) disebut neolokal.sistem kekerabatan umumnya, masyarakat Banjar mengenal istilah-istilah tertentu sebagai panggilan dalam keluarga. Skema di atas berpusat dari ULUN sebagai penyebutnya.
Bagi ULUN juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau ibu, saudara tertua disebut Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara berikutnya disebut Tuha, saudara tengah dari ayah dan ibu disebut Angah, dan yang lainnya biasa disebut Pakacil (paman) dan Makacil (bibi),
sedangkan termuda disebut Busu. Untuk memanggil saudara dari kai dan nini sama saja, begitu pula untuk saudara datu.
Disamping istilah di atas masih ada pula sebutan lainnya, yaitu:
- minantu (suami / isteri dari anak ULUN)
- pawarangan (ayah / ibu dari minantu)
- mintuha (ayah / ibu dari suami / isteri ULUN)
- mintuha lambung (saudara mintuha dari ULUN)
- sabungkut (orang yang satu Datu dengan ULUN)
- mamarina (sebutan umum untuk saudara ayah/ibu dari ULUN)
- kamanakan (anaknya kakak / adik dari ULUN)
- sapupu sakali (anak mamarina dari ULUN)
- maruai (isteri sama isteri bersaudara)
- ipar (saudara dari isteri / suami dari ULUN)
- panjulaknya (saudara tertua dari ULUN)
- pambusunya (saudara terkecil dari ULUN)
- badangsanak (saudara kandung)
Untuk memanggil orang yang seumur boleh dipanggil ikam, boleh juga menggunakan kata aku untuk menunjuk diri sendiri.Sedangkan untuk menghormati atau memanggil yang lebih tua digunakan kata pian atau andika, dan kata ulun untuk menunjuk diri sendiri.
Seni budaya adalah salah satu bagian dari contoh cagar budaya yang besifat benda atau materi maupun non materi yang memliki keragaman dan keunikan yang dialamnya terdapat ciri khas masyarakat lokal. Yang merupakan bagian dari seni dan budaya contohnya adalah seni bangunan yang tercermin dalam rumah adat tradisional nya.
Lalu Seni tari nya dan seni alat musiknya yang memiliki keunikan fungsi dan dan cara memainkan nya.selain itu juga alat perkakas dan senjata tradisional yang juga memiliki bentuk yang unik dan kandungan nilai sejarahnya. Dalam pakaian adat nya terkandung nilai sosial bagi si pemakainya.
Masyarakat Banjar telah mengenal berbagai jenis dan bentuk kesenian, baik Seni Klasik, Seni Rakyat, maupun Seni Religius Kesenian yang menjadi milik masyarakat Banjar. Suku Banjar mengembangkan seni dan budaya yang cukup lengkap,
walaupun pengembangannya belum maksimal, meliputi berbagai cabang seni. Seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar tampak sekali pembauran (Akulturasi ) budaya, demikian pula alat rumah tangga, transportasi, tari, nyanyian, dan sebagainya.
Seni Tari Banjar terbagi menjadi dua, yaitu seni tari yang dikembangkan di lingkungan istana (kraton), dan seni tari yang dikembangkan oleh rakyat. ada banyak jenis tari tradisional khas daerah kalimantan selatan ( kalsel ) yang sering di pertunjukan dan sering dipergunakan baik untuk menyambut para tamu agung,
maupun untuk ritual upacara adat dan acara-acara adat istiadat masyarakat setempat. diantaranya ada tari baksa dadap, tari baksa hukap, tari baksa kembang, tari baksa lilin, tari baksa panah, tari baksa, tari balatik, tari baleha, tari bogam, tari dara manginang, tapi japin batuah, tari japin dua saudara, tari japin bujang marindu,dan masih banyak.
2. SENJATA TRADISIONAL
Senjata digunakan masyarakat Banjar untuk melindungi dirinya dari musuh dan bisa juga berfungsi sebagai alat produktif seperti untuk mengangkap ikan,berburu di hutan,jerat perangkap,dll. Contohnya Mandau, Sumpit, serapang (tombak lima mata), tiruk (tombak panjang lurus untuk berburu ikan haruan atau ikan gabus dan tomat disungai), pengambangan ( tombak lurus bermata satu), duha ( pisau bermata dua untuk berburu babi)
Kalimantan selatan memiliki beberapa ragam jenis senjata tradisional yang digunakan sebagai senjata perang dalam melawan musuh , maupun untuk mempertahan diri dari serangan musuh seperti perisai, tapi selain untuk membela diri dari serangan musuh , senjata tradisional juga tidak sedikit di gunakan untuk berburu dan bercocok tanam. Diantaranya senjata Mandau senjata perisai, senjata keris, senjata sarapang, senjata parang.
3. PAKAIAN ADAT DAN PERHIASAN
Untuk itu dalam pembuatannya diperlukan sistem teknologi yang tepat seperti pembuatan kain sasirangan yang mengguanakan teknik cetak sehingga dihasilkan kain yang bermotif sama,dalam pembuatan kain tenun juga dilakukan teknik tenun halus.
Perhiasan digunakan sebagai cedera mata, pelengkap dalam berbusana dan menambah keanggunan seseorang.Masyarakat Banjar telah mengenal perhiasan sejak dulu yaitu ada yang menggunakan lokan,kerang,batu hias,dan emas.
Masyarakat dayak Kalimantan selatan (Kalsel) menggunakan pakaian untuk acara dan upacara-upacara tertentu. Begitu pula pakaian yang dikenakan untuk menari pun berbeda dengan pakaian lainnya. Pakaian adat yang dimiliki masyarakat Kaltim biasa dikenakan pada saat upacara, perkawinan, tarian, dan sebagainya.
Pada jaman Kesultanan Kutai Kartanegara , ketika upacara adat masih dilaksanakan, pakaian adat tradisional masih ketat diterapkan di kerajaan. Pakaian adat tersebut dikenakan pada saat peringatan hari nobat raja, perkawinan putra putri raja, saat diadakan adat erau atau pesta kerajaan,
serangkaian upacara adat seperti adat mendirikan ayu, adat bepelas, adat menurunkan naga, adat menari ganjur dan lainnya. Tarian ganjur merupakan tarian setelah perlaksanaan upacara adat erau
4. RUMAH ADAT
Orang Banjar mengenal sistem pembuatan rumah mereka yaitu dengan mengikat bahan material,merangkai kayu-kayu,dan menyusunnya menjadi bentuk sebuah rumah yang mereka inginkan.dengan bahan utama adalah kayu ulin karena banyak terdapat di sekitar mereka.
Rumah yang dijadikan rumah adat adalah rumah bubungan tinggi/rumah panggung karena bentuk pada bagian atapnya yang begitu lancip dengan sudut 45ยบ. Pada mulanya bangunan rumah adat Banjar ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan.
Namun perkembangannya kemudian bentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan di samping kiri dan kanan bangunan dan agak ke belakang ditambah dengan sebuah ruangan yang berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi.
Bangunan tambahan di samping kiri dan kanan ini tampak menempel (dalam bahasa Banjar: Pisang Sasikat) dan menganjung keluar.
Bangunan tambahan di kiri dan kanan tersebut disebut juga anjung; sehingga kemudian bangunan rumah adat Banjar lebih populer dengan nama Rumah Ba-anjung
Silahkan penjelasan lengkap mengenai “Keunikan Rumah Adat yang berasal dari provinsi Kalimantan selatan "
5. SENI MUSIK
Provinsi Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Penduduk asli Kalimantan selatan adalah suku Banjar.
Budaya di Kalimantan Selatan banyak dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh saudagar dari Arab dan Persia itu dapat terlihat dalam bentuk seni budaya, diantaranya tarian, musik, pakaian, dan upacara adat tradisional.
ada beberapa jenis Alat Musik Tradisional yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) diantaranya: alat music Gamelan Banjar, Gamelan Banjar, Kalampat, Kalang Kupak, Kintung, Kurung-kurung, Kuriding, Panting, Serunai Banjar, Terbang Madihin.
Demikian penjelasan lengkap mengenai “ Keunikan Kebudayaan adat istiadat Kalimantan Selatan” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan sopan