Upacara adat kalimantan utara
-Upacara adat kalimantan utara-Postedby-BukanTrik-, kebanyakan masyarakat dayak yang ada dikalimantan memiliki keyakinan yang berkaitan dengan kepercayaan/religi didasarkan pada suatu getaran jiwa yang disebut emosi keagamaan atau religius emotion. Emosi itulah yang mendorong seseorang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi
-Upacara adat kalimantan utara-Postedby-BukanTrik-, kebanyakan masyarakat dayak yang ada dikalimantan memiliki keyakinan yang berkaitan dengan kepercayaan/religi didasarkan pada suatu getaran jiwa yang disebut emosi keagamaan atau religius emotion. Emosi itulah yang mendorong seseorang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi
unsur kepercayaan dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri untuk memelihara emosi keagamaan diantara pengikut-pengikutnya untuk itu suatu sistem kepercayaan dan upacara adat tradisi biasanya memiliki unsur-unsur kepercayaan terhadap
- Kepercayaan tentang dewa-dewa yang baik dan yang jahat
- kepercayaani tentang makhluk halus seperti roh-roh leluhur, roh-roh lain yang baik maupun yang jahat, serta hantu
- kepercayaan tentang terciptanya dunia dan alam (kosmologi)
- kepercayaan tentang hidup dan maut
- Kepercayaan tentang dunia roh, dunia akhirat, dan lain-lain
Setiap kepercayan memiliki rangkaian prosesi riual upacara adat sebagai bagian dari sistem kepercayaan keagamaan begitupun dengan masyarakat dayak yang teletak di kalimantan utara yang umumnya dalam melakukan ritual upacara tidak lepas dari beberapa unsur sebagai contoh membuat sesaji, hewan orban, berdoa, makan bersama makanan yang telah disucikan dengan doa, menari tarian suci,, menyanyi nyanyian suci, berproesi atau berpawai, dan sebagianya
Di provinsi kalimantan utara ada beberapa prosesi upacara adat yang dilakukan dengan melakuak tarian suci sebagai bagian dari rangkaian ritual adat tradisional berikut beberapa upacara adat yang biasa di lakukan suku dayak kalimantan utara
Upacara adat Perkawinan dengan ritual tarian Datun, tari Jepen dan tari Jepen Tungku
prosesi pernikahan Merupakan upacara peresmian hubungan sepasang muda-mudi menjadi ikatan suami-istri untuk membentuk rumah tangga. Upacara ini disertai seserahan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang diwakilkan oleh wali masing-masing, dengan beberapa tahapan tertentu. Jenis seserahan dan cara penyerahan sangat beragam bergantung dari strata keluarga dalam masyarakat. Upacara ini ditutup dengan penyelenggaraan pesta yang dihibur dengan beberapa jenis tarian daerah.
Harapan yang ingin dicapai adalah sebagai bentuk sosialisasi agar semua masyarakat mengetahui berita baik tersebut, serta mendoakan agar setiap rumah tangga mendapat berkah bagi kelangsungan hidupnya secara khusus dan menjadi berkah bagi masyarakat di kampung tersebut secara umum.
Upacara adat Membuang Bangkai
Prosesi membuang bangkai Merupakan upacara pemindahan tulang-tulang arwah yang telah meninggal dari kuburan keluarga ke suatu kuburan lain yang dikhususkan dan dianggap sebagai tempat keabadian. Upacara ini dilaksanakan 2-3 kali dalam setahun, tergantung dari perintah kepala suku. Tujuan dilakukan ritual prosesi ini adalah untuk mengenang jasa para arwah semasa hidupnya serta mempersembahkan tempat peristirahatan terakhir yang istimewa.
Upacara Sebelum Menanam dengan ritual tari Hudog
prosesi menanam Merupakan upacara yang diselenggarakan sebelum memulai musim bertani/berkebun. Upacara ini disertai pula dengan persembahan sesajen kepada roh nenek moyang. Upacara ini dilakukan 1 kali dalam setahun.
Tujuan dilakukan prosesi ritual ini adalah agar roh nenek moyang memberkati sawah/kebun yang akan diolah serta menjauhkannya dari roh-roh jahat perusak tanaman.
Upacara Setelah Panen Menyajikan tari Enggang Terbang, tari Hudog dan tari Jiak.
Merupakan upacara yang diselenggarakan pada saat panen, mulai dari sebelum memetik hasil panen hingga perayaan setelah memetik hasil panen dilakukan, sebagai wujud rasa syukur atas rejeki yang telah diperoleh. Upacara ini juga menjadi simbol bahwa hasil panen yang telah dipetik, layak/boleh untuk dinikmati.
Tujuan dari upacara ini adalah mendoakan agar roh nenek moyang memberkati hasil panen yang telah dipetik dan agar semua hasil panen tersebut membawa keberkahan bagi seluruh kampung.
Upacara Selamatan Menyajikan tari Enggang Terbang, tari Gantar dan tari Pecuk-pecuk Kina
Merupakan upacara yang dilakukan ketika mendapat keberkahan yang luar biasa pada kampung. Upacara ini disertai pula dengan persembahan sesajen kepada roh nenek moyang. Upacara ini diadakan sebagai wujud rasa syukur terhadap kebaikan roh nenek moyang yang telah memberikan anugerah tersebut.
Upacara Pengobatan Menyajikan tari Belian.
Merupakan upacara yang diselenggarakan untuk menyembuhkan orang sakit, baik itu sakit secara jasmani maupun rohani. Namun metode pengobatannya tetap sama, yaitu dengan menggunakan sesajen-sesajen yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang melalui pembacaan mantra-mantra tertentu oleh seorang dukun.
Harapan yang ingin dicapai adalah agar roh nenek moyang memberikan kesembuhan kepada orang yang sakit. Namun bukan berarti setiap penyakit dapat disebuhkan, karena masyarakat juga meyakini bahwa kematian adalah takdir yang harus mereka hadapi. Keputusan antara peluang hidup dan matinya seseorang tersebut akan disampaikan oleh sang dukun setelah tarian belian selesai dilakukan.
Upacara Pemujaan. Menyajikan tari Gantar.
Merupakan upacara yang dilaksanakan sebagai bentuk pengakuan dan pemujaan sekaligus wujud kepasrahan diri terhadap roh nenek moyang yang dipercaya memiliki kekuatan jauh melebihi kemampuan manusia, yaitu berupa kekuatan dalam mengatur dan mengendalikan kehidupan secara mutlak, dan mereka tunduk serta taat kepadanya.
Upacara Perayaan. Menyajikan tari Enggang Terbang dan tari Gantar.
Merupakan upacara adat yang diselenggarakan sebagai pesta rakyat, dengan beragam perlombaan olahraga fisik seperti begolo, begasing dan panjat pinang. Upacara ini ditutup dengan penyelenggaraan acara/pesta yang menyuguhkan beragam hidangan mewah dan dapat dinikmati sambil menyaksikan pergelaran tarian adat.
Maksud dari upacara ini hanyalah sebagai media hiburan bagi masyarakat untuk berekreasi sejenak setelah melakukan aktivitas rutin sehari-hari. Namun justru pada upacara inilah proses sosialisasi antar individu masyarakat dapat berlangsung secara optimal.
Upacara Tolak Bala Menyajikan tari Belian.
Merupakan upacara yang diselenggarakan untuk mempelas kampung. Upacara ini diadakan ketika pembentukan/pendirian koloni baru di suatu tempat dan ketika sedang terjadi bencana yang melanda kampung tersebut. Upacara ini dipimpin oleh seorang dukun dengan mempersembahkan sesajen dan membaca mantra sambil menari, sebagai bentuk komunikasi dengan roh nenek moyang.
Harapan yang ingin dicapai adalah agar roh nenek moyang menghindarkan/menghilangkan bencana dan memberikan keselamatan bagi kampung.
Upacara Penerimaan Tamu Agung Menyajikan tari Enggang Terbang dan tari Ronggeng
Merupakan upacara yang diselenggarakan oleh suatu kampung jika kedatangan seorang/rombongan tamu. Upacara ini tidak semeriah upacara-upacara adat lainnya, karena bersifat insidental dan diadakan segera setelah tamu tersebut memasuki wilayah kampung, sehingga waktu persiapannya pun terbatas. Namun maksud terpenting dari upacara ini bukanlah meriahnya acara, melainkan untuk menunjukkan keramahan dari tuan rumah dalam menyambut tamu tersebut, untuk menimbulkan kesan positif pada setiap tamu yang datang. Pada akhirnya akan terwujud suatu bentuk kerjasama tertentu antara kedua belah pihak.
Upacara Pemotongan Kerbau
Dalam kepercayaan masyarakat, adalah suatu kewajiban bagi setiap orang yang masih hidup untuk menyelenggarakan upacara pemotongan kerbau sebagai persembahan bagi orang tua yang telah meninggal dunia. Upacara ini diselenggarakan dalam tiga tahap dan membutuhkan dana yang besar. Penyelenggaraannya tidak harus segera setelah orang tua meninggal dunia, namun dapat menunggu sampai pihak keluarga benar-benar siap secara materi.
Penyelenggaraan upacara ini adalah satu-satunya cara yang diakui secara adat untuk menunjukkan rasa cinta kasih anak kepada orang tua yang telah meninggal. Selain itu juga untuk menghormati dan membalas budi kedua orang tua serta mendoakan agar arwahnya dapat melewati alam yang baik sebagaimana yang diyakini masyarakat.
Demikian penjelasan lengkap mengenai nama macam macam contoh “Upacara Adat Istiadat dan Kepercayaan Suku Dayak Kalimantan Utara” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan sopan