-Kebudayaan Kalimantan tengah-Postedby-BukanTrik-, Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).
Pada abad ke-16 Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar, penerus Negara Dipa yang telah memindahkan ibukota ke hilir sungai Barito tepatnya di Banjarmasin, dengan wilayah mandalanya yang semakin meluas meliputi daerah-daerah dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru. Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Siti Biang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Tentara Biaju kerapkali dilibatkan dalam revolusi di istana Banjar,
Suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Tengah terdiri atas Dayak Hulu dan Dayak Hilir. Dayak Hulu terdiri atas : Dayak Ot Danum, Dayak Siang, Dayak Murung, Dayak Taboyan, Dayak Lawangan, Dayak Dusun dan Dayak Maanyan. Sedangkan Dayak Hilir terdiri atas: Dayak Ngaju, Dayak Bakumpai, Dayak Katingan, dan Dayak Sampit.
Masyarakat dayak memiliki tradisi, kebiasaan, tata cara, gagasan dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan serta perilaku yang ditimbulkannya yang dapat di artikan sebagai definisi kebudayaan menurut Kroeber sebagai salah seorang ahli antropologi dunia
Kebudayaan Suku dayak memiliki keunikan dan ciri budaya tersendiri yang menjadi bagian dari khasanah kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. contoh kebudayaan itu dapat disimpulkan dalam sistem kemasyarakatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Yang didalamnya berisi suatu komplek gagasan sebagai pedoman sikap dan perilaku manusia yang menumbuhkan kompleks aktivitas masyarakat itu sendiri dalam wujud karya budaya baik spiritual maupun material
Dalam setiap masyarakat baik yang kompleks maupun yang sederhana. Ada sejumlah nilai budaya yang berkaitan hingga membentuk suatu sistem. Sistem itu merupakan pedoman konsep-konsep ideal dalam kebudayaan sebagai pendorong yang kuat dalam kehidupan warga masyarakatnya
A. Unsur kepercayaan dan ritual adat istiadat
Orang dayak terbagi atas beberapa suku bangsa seperti ngaju ot danum, ma’anyan, ot sinag, lawangan, katingan dan lain-lain, mereka berada di provinsi Kalimantan tengah dan telah menganut agama islam, kriten prostestan, katolik, dan kaharingan (pribumi)
Agama asli orang dayak adalah kaharingan, sebutan kaharingan dari kata danum kaharingan yang berarti air kehidupan, dalam dongeng-dongeng suci, air itu dipercaya dapat memberi hidup kepada manusia
Umat kaharinganpercaya bahwa alam sekitartempat tinggal manusia penuh dengan mahkluk-mahkluk halus dan roh-roh (ganan dalam bahsa ngaju) yang mendiami tiang-tiang rumah, batu-batu besar, pohon-pohon besar, hutan belukar, dan air.ganan mempunya sebutan-sebutan sendiri-sendiri yaitu:
- Sangiang, nayu-nayu (bahasa ngaju) yaiut roh-roh baik
- Taloh, kambe(bahasa ngaju) yaitu roh-roh jahat
Lambat laun liau ini akan kemabli kepada dewa yag tertinggi yang disebut ranying. Tetapi prosesnya memakan waktu yang sanagt lamaserta melalui macam-macam rintangan dan ujina untuk masuk kedalam dunia roh yang bernam lewu liau. Dan menghadap ranying.
Upacara-upacara yang terdapat pada orang dayak dapat diuraikan sebagia berikut
- Upacara keagamaan terhadap roh nenek moyangdan makhluk halus yang menempati alam sekelilingnya
- Upacara menyambut kelahiran anak
- Upacara memandikan bayi untuk pertama kali
- Upacara memotong rambut bayi
- Upacara penguburan mayat
- Upacara pembakaran mayat
Kalau orang dayak meninggal mayatnya dikubur dulu dalam sebuah peti mayat yang terbuat dari kayu berbentuk perahu lesung9 raung dalam bahas ngaju) kuburan itu dianggap sebagai kuburan sementara sebelum mayat dibakar dalam suatu upacara terpenting bagi orang dayak, yaiut upacara pembakaran mayat secara besar-besaran yang pada orang ngaju disebut tiwah (daro ot danum, ijombe : ma’anyan)
Pada upacara ini tulang belulang semua orang sekerabat yang telah meninggal digali kemudian dibakar dan abunya ditempatkan pada tempat pemakaman berupa bangunan (tambak). Upacara ini biasanya dilakukan oleh keluarga-keluarga luas secara besar-besaran dan berlangsung sampai 2-3 minggu
Pengunjung dari berbagai desa datang untuk merayakan upacara pembakaran mayat (tilwah), upacara tiwah memakan biaya yang cukup besar, biaya tersebut meliputi biaya makanan dan minuman untuk para tamu, biaya para pelaku upacara (para balian) dan biaya alat-alat music untuk mempertunjukan tarian suci yang menarik.
B. Unsur Kekerabatan
Unsur kekerabatan orang dayak berdasarkan prinsip ambilineal, yaitu menghitung hubungan kekerabatan untuk sebagian orang dalam masyarakat melalui laki-laki dan sebagian melalui perempuan
Dahulu ketika rumah-rumah adat panjang masih ada , kelompok kekerabatan didasarkan pada prinsip ambilineal kecil ultrolokal (pasangan pengantin bebas menentukan tempat tinggal setelah menikah ) dengan orientasi terhadap nenek moyang yang masih hidup, dua atau tiga generasi
Pada masa sekarang kelompok kekerabatan keluarga luas ultrolokal merupakan isi suatu rumah tangga. Rumah tangga ini juga berlaku sebagai kesatuan fisik, misalnya dalam system gotong royong dan sebagai kesatuan roahniahdan upacara keagamaan kaharingan, setiap keluarga luas mempunyai pelindung
Kewargaan dari suatu rumah tangga tidak statis, karena tergantung dari tempat tinggal pada waktu ia menikah, perkawinan yang dianggap ideal pada orang dayak adalah perkawinan antara dua orang besaudara sepupu yang kakek-kakeknya adalah saudara sekandung 9hajanen dalam bahasa ngaju)
Perkawnian dua orang saudara sepupu yang ibu-ibunya bersaudara kandung (pararel cousin ) juga dianggap baik. Perkawinan yang dianggap sumbang adalah perkawinan antara dua sepupu yang ayah-ayahnya adalah bersaudara sekandung (patri parallel causin). Orang dayak tidak melarang gadis-gadis mereka menikah dengan laki-laki suku bangsa lain, asalkan saja laki-laki tersebut bersedia tunduk kepada adat merekadan bersedia terus berdia didesa mereka.
C. Unsur politik dan pemerintahan
Pemerintahan desa secara formal berada di tangan pembekal dan pangulu. Pembekal bertindak sebagai pemimpin adsministratif. Pangulu sebagai kepala adat dalam desa. Syarat untuk menjadi pembekal adalah kemampuan menulis dan membaca huruf latin, mempunyai rumah, serta mempunyaai pengaruh adapun syarat untuk menjadi pangulu adalah ahli dalam soal-soal adat, karena pangulu akan menjadi orang yang diminta bertidak dalam hal memutuskan perkara hokum-hukum adat dan enjadi wakil desanya pada upacar-upacara adat yang diadakan didesa tetangga
Kedudukan pembekal dan pangulu sangat terpandang didesa.mereka memperoleh jabatan memalui pemilihan oleh warga desa, dahulu kedua jabatan itu dirangkap oleh seorang kepala desa yang disebut patih. Tetapi sejalan dengan perkembangan zaman yang mengakibatkan pekerjaan administrative semakin bertambah akhirnya terjadi pemisahan
Selain pembekal dan pangulu ada pula satu dewan yag terdiri atas orang tua-tua desa yang dianggap juga ahli dalam adat. Mereka merupakan penasehat pangulu dalam soal adat, dewan ini disebut mantir
seseorang laki-laki kemudian terkena perangkap tersebut hingga ia meninggal, laki-laki tersebut anak tunggal dari seorang laki-laki tu yang sudah lanjut usia. Anak laki-laki tersebut diharapkan mencari makan untuk mereka,
menurut hukum pidana si pemasang perangkap rusa tidak bersalah karena tidak ada unsur kejahatan, tetapi menurut hukum adat orang dayak, ia bersalah dan harus didanda( pemberian ganti kerugian) dendanya adalah oragtua si korban diberikan nafkaholeh si pemasang perangkap.
D. Unsur Ekonomi dan mata pencaharian
Bercocok tanam Diladang adalah mata pencaharian orang dayak Mereka membuat ladang dengan cara menebang pohon-pohon dihutan. Batang-batang serta daun-daun dibiarkan mengering selama 2 bulan kemudian dibakar. Pada musim hujan kira-kira bulan oktober mereka mulai menanam. Para laki-laki berbaris dimuka sambil menusuk-nusuk tanah dengan tangkat tegalnya, sedangkan para wanitanya berbaris dibelakang sambil memasukkan beberapa butir padi ke dalam lubang yang telah dibuat oleh kaum laki-laki
Selain padi mereka juga menanam ubi kayu, ubi rambut, keladi terong , nanas, tebu, cabe, berbagai macam labu-labuan dan adakalanya t3mb4k4u . pohon buah-buahan yang banyak ditanam diladang ialah buah durian, cempedak, dan pinang
Setelah ladang dipanen beberapa kali tanah mulai tandus sebelum mereka meninggalkan ladang tersebut mereka menanam pohon karet diambil hasilnya kelak.
Berburu babi dan rusa dihutan sekitar tempat kediaman mereka sering dilakukan untuk memenuhi makanan sehari-hari alat-alat berburu mereka masih tradisional seperti dondong, lonjo, (tombak) kayu atau bamboo runcing
Mereka juga mencari hasil hutan seperti mengum pulkan rotan, karet, dan damar, pekerjaan tersebuT dilakukan untuk menambah nafkah keluarga meerka menjual hasil hutan kepada tengkulak atau pedagang yang sengaja datang kedesa mereka kemudian para pedagang membawa hasil hutan tersebut ke kota dan menjualnya dipasar. Kadang-kadang mereka menggunakan system barter para pedagang membawa gula kopi atau keperluan rumah tanggga lainnya untuk ditukarkan dengan hasil hutan tersebut
Orang dayak terkenal dengan seni menganyam kulit , rotan tikar, keranjang-keranjang topi-topi. Produksi merka diperdagangkan dipasar-pasar kuala Kapuas, Banjarmasin, sampit dan kota-kota lain
Pada masa sekarang produksi kain dari kulit kayu (ewah) untuk dipakai sendiri sudah mulai berkurang ewah telah digantikan kain import
E. Unsur Seni dan Kesenian
Kesenian masyarakat dayak dapat dilihat dari seni tari, dan seni bangunan rumah adatnya contoh seni tari dayak adalah tari tambu bungai yang merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan serta tari balean dadas yang merupakan tarian permohonan kesembuhan bagi mereka yang sakit
Rumah adat
Seni rumah adat dayak terkenal dengan nama rumah betang yang dihuni sampai kurang lebih 20 kepala keluarga, bentuknya rumah berupa panggung dan bagian bawahnya digunakan untuk menenun dan menumbuk padi, rumah tersebut terdiri atas 6 kamar yaitu kamar untuk menyimpan alat-alat perang, kamar untuk pendidikan gadis, kamar tempat sesajen kamar tempat upacara adat dan agama, kamar penginapan dan kamar tamu
Senjata tradisional
Suku dayak memiliki beberapa senjata tradisional dan salah satu yang terkenal adalah senjata tradisional Mandau yang mempunyai ciri khas, yaitu adanya ukiran-ukiran pada bagian bilahnya yang tidak tajam. Banyak juga dijumpai ada tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud untuk memperindah bilah mandau.
silahkan baca penjelasan lengkap mengenai macam-macam nama jenis senjata tradisional kalimantan tengah
Seni tari
kalteng memiliki sangat kaya ragam jenis kebudayaan dan kesenian yang termasuk diantaranya seni tarinya ada beberapa seni tari yang berasal dari kalimantan tengah tepatnya dari kota palangkaraya yang sangat populer yaitu tari mandau, tari tambun bungai , tari dadas, putri malawen, tari hudo dan hugo selain memilki keunikan dari segi kostum dan gerakannya serta properti -properti yang sering digunakan dalam tarian tarian khas daerah kalteng
Seni musik
Musik merupakan salah satu cara untuk mengekpresikan kita serta sebagai saran untuk hiburan tetepai di daerah kaliamant suku dayak ada beberpa alat musik di gunakan sebagai bagian dari upacara adat untuk pemanggilan roh nenek moyang sebagai contoh alat musik Gandang Tatau (gendang tunggal) yang termasuk jenis Gandang yang agak besar dan panjang. Panjangnya bisa mencapai satu-dua meter dengan garis tengah atau diameter mencapai lebih kurang 40 centimeter.
Pada Gandang Tatau, salah satu bagian ujungnya dipasang membran yang terbuat dari kulit sapi, rusa atau panganen (ular sawa atau piton) dan pada bagian pangkalnya dibiarkan terbuka untuk menguatkan suara ketika membran ditabuh.
Gandang tatau biasanya digunakan pada upacara-upacara adat, antara lain acara tiwah (upacara kematian) bantang, wara dan upacara penyambutan tamu dengan alat musik pengiring lainnya terdiri atas gong sebanyak tiga-lima buah dan seperangkat kangkanong.
PAKAIAN ADAT
Baju adat suatu daerah biasanya diidentikkan dengan etnis (suku ) mayoritas yang terdapat di daerah tersebut tata busana masyarakat kalimantan umumnya memadukan bahan dari kulit kayu,serat alam yang di rajut yang berhiaskan gambar khas yang diberi pewarna alam, serta menambahkan aksesorisis manik-manik dan arguci sebagai pelengkap dalam berbusana.
tetapi dengan berkembangnya peradaban Busana tradisional yang di gunakan oleh masyarakat Kalimantan tengah yang beredar sekarang ini hampir seluruhnya dibuat dari kain tenun halus serat kapas atau sutra. Yang berawal dari para pedagang Gujarat dari India yang datang ke Nusantara dengan membawa serta kain-kain tenun halus sebagai barang dagangan.
Kain-kain tersebut ditenun dari serat kapas atau sutra. Masyarakat Kalimantan tengah terutama yang bermukim di daerah pesisir dan pusat kerajaan, memberikan apresiasi positif terhadap bahan busana yang sebelumnya tidak ada pada khasanah karya tenun masyarakat dayak kalimantan.
Demikian penjelasan lengkap seputar mengenal “Kebudayaan suku Dayak provinsi kalimantan tengah ” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan sopan