-KeBudayaan Papua Barat-Postedby-BukanTrik-, Secara geografis suku dani papua barat tinggal Kabupaten Jayawijaya yang terletak antara 30.20 sampai 50.20′ Lintang Selatan serta 1370.19′ sampai 141 bujur timur. Yang terdiri dari gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang luas. Di antara puncak-puncak gunung yang ada beberapa diantaranya selalu tertutup salju, misalnya Puncak Trikora (4750 m), Puncak Yamin (4595 m), dan Puncak Mandala (4760 m). Tanah pada umumnya terdiri dari batu kapur/gamping dan granit terdapat di daerah pegunungan
Suku Dani menempati daerah yang beriklim tropis basah karena dipengaruhi oleh letak ketinggian dari permukaan laut, temperatur udara bervariasi antara 80-200 derajat Celcius, suhu rata-rata 17,50 derajat Celcius dengan hari hujan 152,42 hari pertahun, tingkat kelembaban diatas 80 %, angin berhembus sepanjang tahun dengan kecepatan rata-rata tertinggi 14 knot dan terendah 2,5 knot
Walaupun suku dani tinggal didaerah pegunungan tetapi meraka juga memiliki sistem kepercayaan , seni, kesusilaan,hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat
Serta memiliki pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarkat tertentu sebagai ciri budaya adat tradisi. Begitupun dengan Kebudayaan suku dani provinsi papua barat terdapat beberapa sistem sebagai unsur-unsur budaya yang mengacu pada suku bangsa sebagai pemeran dan contoh budaya suku dani papua barat diantaranya:
A. Sistem kepercayaan/ religi
Suku bangsa dani bermukim di lembah baliem, irian jaya, lembah ini berada ditengah-tengah pegunungan jaya wijaya pada ketinggian 1600 m diatas permukaan laut, lembah baliem memiliki luas sekitar 1200 km2,
Suku dani lebih senang disebut bangsa parim atau orang baliem suku ini sanagt menghormati nenek moyangnya . penghormatan mereka biasanya dilakukan lewat upacara adat pesta babi. Orang dani beranggapan bahwa nenek moyang nya berasal dari daerah bumi sebelah timur yang disebut libarek
Menurut mitologi suku dani bahwa nenek moyang di libarek berasal dari langit mereka berhubungan dengan bumi melalui tali langit tapi karean ada sebagian dari merka yang suka mencuri babi tali langit tersebut diputus dan mereka harus tinggal di bumi bekerja keras menanam ubi jalar yang besar dan beternak babi.
Orang danipun percaya pada roh yaitu roh laki-laki (suangi ayoka) dan roh perem[uan (suangi hosile) roh-roh ini menitis pada tumbuhan hewan dan benda-benda , roh orang mati setelah meninggalkan tubuhnya tinggal di hutan
Suku dani mempercayai atou yaitu kekuatan sakti yang berasal dari enenk moyang yang diturunkan kepada anak laki-lakinya kekuatan sakti ini antara lain
- Kekuatan menjaga kebun
- Kekuatan menyembuhkan penyakit dan menolak bala
- Kekuatan menyuburkan tanah
Untuk menghormati nenek moyangnya suku dani membuat lambang nenek moyang yang disebut kaneka. Lambang ini terbuat dari batu keramat berbentuk lonjong yang diasah hingga mengkilap
- Siklus kehidupan yang menyangkut kelahiran, inisiasi, perkawinan dan kematian
- Soal kehidupan yang menyangkut penyakit dan peperangan
B. Sistem dan unsur kekarabatan
Kekerabatan suku dani berifat patrilineal. Garis keturunannya dihitung dalam satu kelompok nenek moyang mulai dari ayah sampai 6 atau 7 generasi. Pernikahan suku dani termasuk poligiini seorang laki-laki memiliki beberapa orang istri, keluarga batih ini tinggal di satu satuan tempat tinggal yang bernama silimo, satu silimo terdiri dari beberapa bangunan tempat tinggal istri-istri dan satu tempat tinggal pria
Dalam satu silimo bisa terdapat beberapa keluarga batih sebuah desa dani terdiri dari 3 sampai 4 silimo yang dihuni 8 sampai 10 keluarga
Menurut mitologi suku dani berasal dari keturunan sepasang suami istri yang menghuni suatu danau di sekitar kampung maina di lembah baliem selatan. Mereka mempnuyai anak bernama waita dan wara. Keturunan kedua orang ini membagi masyarakat dani dalam 2 moety / paruh masyarakat keturunan waita dan keturunan wara orang dani dilarang menikah dengan kerabat satu moety sehingga perkawinannya berprinsip eksogami moety (perkawinan antar moety / dengan orang diluar moety)
C. Sistem dan unsur politik
Masyarakat baliem (dani) senantiasa hidup berdampingan dan saling tolong menolong kehidupan kemasyarakatan suku dani memiliki ciri ciri sebagai berikut:
- Masyarakat dani memiliki kerjasama yang bersifat tetap dan selalu bergotong royong dalam menyelesaikan setiap pekerjaan , misalnya dalam membuka kebun baru lelaki mengolah tanah hingga siap ditanami setelah itu kaum wanita menanam dan menyianginya
- Setiap rencana pendirian rumah selalu didahului dengan musyawarah yang biasanya dipimpin oleh seorang panatua adat atau kepala suku. Musyawarah tersebut berelangsung atas permintaan pemilik bangunan atau rumah yang akan dibangun. Musyawarah biasanya dilakukan dirumah laki-laki hanoy atau kadangkala dihalaman depan rumah laki=laki dari klen pemilik rumah. Dalam musyawarah itu di bicarakan lokasi atau tempat mendirikan bangunan, pembagian tugas dan waktu pelaksanaan pembangunan
- Organisasi kemasyarakatan pada suku dani ditentukan berdasarkan hubungan keluarga dan keturunan dan berdasarkan kesatuan teritorial
Suku dani dipimpin oleh seorang kepala suku besar yang disebut ap kain yang memimpin desa adat watlangka, selain itu ada juga 3 kepala suku yang posisinya berada dibawah ap kain dan memegang bidang sendiri mereka adalah:
- Ap menteg kepala suku perang memimpin desa adat silimo mabel yag mirip tempat penyimpanan benda-benda perang dan perdamaian
- Ap horeg kepala suku kesuburan memimpin desa adat silimo logo yang menyimpan benda-benda kesuburan
- Ap ubalik kepala suku adat atau penyembuhan , memimpin desa adat silimo dabi yang menyimpat benda-benda adat
D. Sistem dan unsur ekonomi
Nenek moyang orang dani tiba di irian sebagai hasil dari suatu proses perpindahan manusia yang sangat kuno dari dataran asia kepulauan pasifik irian jaya. Kemungkinan pada waktu itu masyarakat mereka masih bersifat pra agraris yaitu baru mulai menanam tanaman dalam jumlah yang sangat terbatas .
Mata pencaharian pokok suku dani adalah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar. Yang disebut hipere. Ubi jalar adalah tanaman utama dikebun-kebun mereka tanaman-tanaman mereka yang lain adalah pisang, t3bu dan T3mb4k4u
- Kebun-kebun didaerah rendah dan datar yang diusahakan secara menetap
- Kebun-kebun di lereng gunung
- Kebun-kebun yang berada diantara dua uma
Kebun-kebun tersebut biasanya oleh sekelompok atau beberapa kelompok kerabat. Batas-batas hak ulayat dari tiap-tiap kerabat ini adalah sungai gunung, atau jurang. Dalam mengerjakan kebun, orang dani masih menggunakan peralatan sederhana, seperti tongkat kayu berbentuk linggis dan kapak batu.
Selain berkebun mata pencaharian suku dani adalah beternak babi. Babi dipelihara dalam kendang yang bernama wamai (wam = babi dan ai = rumah) kadang babi ini berupa bangunan berbentuk 4 persegi panjang yang bentukny sama dengan hunu. Bagian dalam kandang ini terdiri dari petak-petak yang memiliki ketinggian sekitar 1,25 m dan ditutupi bilah-bilah papan bagian atas kandang berfungsi sebagi tempat penyimpanan kayu bakar dan alat-alat berkebun.
- Dimakan dagingnya
- Darahnya dipakai dalam upacara magis
- Tulang-tulang dan ekornya untuk hiasan
- Alas tukar
- Menciptakan perdamaian bila ada perselisihan
Suku dani melakukan kontak dagang dengan kelompok masyarakat terdekat disekitarnya barang-barang yang diperdagangkan adalah batu untuk membuat kapak dan hasil hutan, seperti kayu serta, kulit binatang dan bulu burung
E. Sistem dan unsur kesenian
Kesenian masyarakat suku dani dapat dilihat dari cara membangun tempat kediaman, seperti di sebutkan diatas dalam satu silimo ada beberapa bangunan
- Honai merupakan sebutan untuk rumah adat pada umumnya honai berasal dari kata hun yang berarti pria dewasa dan ai yang berarti rumah. Honai berbentuk bulat atapnya seperti kubah dari dau ilalang garsi tengahnya bisa mencapai 5 sampai 7 meter.
- Ebeai yaitu rumah wanita, ebe artinya tubuh atau pusat dan ai artinya rumah, ebeai sama bentuknya dengan honai hanya garis tengahnya lebih pendek
- Wamai artinya kandang babi. Berasal dari kata wam yang berarti babi dan ai berarti rumah, wamai berbentuk persegi panjang dan disketsa sebagai jumlah ebeai, wamai juga terletak dalam lingkungan silimo. Silimo sendiri berbentuk oval dan dibatasi oleh pagar bamboo
Orang dani juga memiliki berbagai peralatan yang terbuat dari bata. Peralatan tersebut berfungsi sebagai senjata tradisional diantaranya :
- Moliage sejenis kapak batu yang ujungnya diberi besi digunakan untuk menebang pohon
- Sage sejenis tugal untuk melubangi tanah
- Korok parang untuk membersihkan ilalang
- Valuk sejenis sekop untuk mencangkul tanah
- Wim busur
- Panah sage berbagai benda yang ujungnya runcing
Demikian penjelasan lengkap seputar mengenal “Keunikan Kebudayaan suku dani provinsi papua barat” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan sopan