Keunikan Rumah adat Kasepuhan Sunda Jawa Barat
-Rumah Adat Kasepuhan Jawabarat-Postedby-BukanTrik-, Bagi Masyarakat sunda kata kasepuhan memiliki makna dan arti yang di identikan kepada orang yang di tua kan, baik dilihat dari sisi usia maupun sisi ilmu,serta dari sisi kedudukan (kasta), tetapi nama kasepuhan merupakan salah satu nama rumah adat jawa barat yang mungkin terinspirasi dari keraton kasepuhan Cirebon yang identik dengan rumah bagi para bangsawan kerajaan
Keraton Kacirebonan memiliki luas lebih kecil, hanya sekitar 46 ribu meter persegi saja. Keraton kasepuhan didirikan pada 1808 oleh Pangeran Anom. Di Keraton Kacirebonan terdapat sejumlah bangunan yakni, rumah induk, paseban (bangunan semi terbuka), dan langgar. Di keraton ini juga masih menyimpan benda-benda bersejarah, seperti keris, wayang kulit, perlengkapan perang, gamelan, hingga topeng Cirebon. Hingga kini, keraton ini masih dihuni oleh keturunan Sultan
Sedangkan Kebanyakan rumah adat yang ada di jawa barat berbentuk rumah panggung yang dibangun dari bahan-bahan yang diambil dari alam, seperti kayu atau bambu. Rumah adat jawa Barat dibangun dari kombinasi kayu, tanah, dan bambu. Di samping itu, bangunan induk dari rumah adat ini tidak dibangun langsung di atas tanah, namun dibangun dengan model rumah panggung; jadi ada penyangga bangunan yang ditancapkan di tanah.
Tujuan dari bentuk rumah panggung dari rumah adat Jawa Barat adalah untuk melancarkan sirkulasi udara di dalam rumah dan memberi perlindungan bagi anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah dari serangan binatang buas/liar dan untuk membuat suhu lantai tidak lembab.
Bagaian dari Rumah adat panggung Kasepuhan terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah Hateup salak Tihang Cagak yang berarti bentuk dan type rumah adat adalah rumah panggung menggunakan atap daun [kiray dan daun tepus] dengan bilik bambu dan tiang kayu, atau juga bisa berarti harus menggunakan bahan-bahan alami. bagian rumah terbagi dalam 5 (lima) tahapan seperti umpak, kolong, beuteung, para dan hateup, semua memiliki fungsi dan manfaat
Provinsi jawa barat termasuk salah satu wilayah yang di kelilingi oleh gunung-gunung, maka di buat rumah panggung yang di buat ari bamboo dan kayu yang memiliki fleksibel agar tahan dari getaran ketika terjadi gempa bumi serta menggunakan bahan atap yang ringan dari dedaunan dan diikatkan pada layeus, berikut bagian bagian ari rumah panggung kasepuhan dari tatar sunda jawa barat
- Umpak,
- Kolong,
- Beuteung atawa eusi [perut dan isi]
- Para
- hateup
umpak menggunakan batu yang berfungsi untuk menahan kontak langsung bahan kayu dengan tanah sehingga tidak membuat kayu menjadi cepat lapuk serta dapat menahan dari serangan hama rayap.
kolong selain berfungsi untuk memelihara piaraan ternak seperti ayam dan bebek yang di simpan didalamnya, juga mengandung filosofi atau pemahaman bahwa dengan membuat jarak antara bangunan dengan tanah. bahwa bumi dapat bernafas, dimana pada siang hari menarik panas dan pada malam hari mengeluarkan panas , sebuah proses alami tentang terbentuknya energi bumi. leluhur menetapkan dalam tatanan aturan adat yang ketika disadari ternyata lebih aman dan lebih sehat dibanding rumah yang langsung kontak dengan tanah.
Beuteung atawa eusi yang menjadi bagian tengahnya, menggunakan bahan bilik bambu. bahan yang sangat lentur dan fleksibel dengan kekuatan yang telah dibuktikan oleh para arsitektur modern sekarang, bahwa bambu memiliki kekuatan dan kelenturan yang jauh lebih baik dibanding besi dan baja sekalipun.
para adalah tempat penyimpanan bahan makanan dan bibit-bibitan berada di bagian atasnya dapur, walaupun berwarna hitam karena jelaga tetapi bahan makan akan terjaga kondisinya ketika disimpan di para. sebelum ada refregerator atau kulkas, leluhur telah mewariskan tempat yang paling konndusif untuk menyimpang segala bahan makanan dan gudang. belakangan banyak dibicarakan tentang teknologi pengasapan sebagai cara yang terbaik untuk penyimpanan bahan makanan, kemudian sekarang ini digali lagi dan dikembangkan kerena nilai kesehatan dan keawetannya.
Hateup atau atap. harus menggunakan bahan dedaunan, rupanyawarisan ini sebagai penghormatan terhadap alam sebagai guru, dengan meniru dan menempat lam diposisinya itulah yang terbaik untuk hidup dan kehidupan manusia. Disini posisi daun menempati posisi paling atas dalam bangunan adat, kayo adalah penopang, dan batu menjadi dasar, sedangkan tanah seharusnya berada di posisi paling bawah.
Dibeberapa bangunan lain daun ilalang dan honje dipergunakan juga menggunakan Talahab untuk kandang dan kamar mandi. dan akan lebih tahan lama kalau atap dilapisi lagi dengan Injuk, Ijuk ini berfungsi menahan air dan angin. ketika air hujan turun ijuk menjadi filters air yang sangat baik mampu menetralisir kandungan asam yang dibawa hujan,
sedangkan jenis bangunan yang dipakai diistilahkan oleh bagian Pangabasan seperti Saung Kandang, Sontog, Julang Ngapak, Jingjing Regis dan Tagog Anjing Bagian -bagian dalam rumah Pembagian ruang dalam rumah warga adat umunya terbagi dalam dua bagian Imah dan Pawon ,
Imah bisa berupa ruang tengah yang juga ada kamar-kamar disalah satu sisinya,
Pawon adalah dapur untuk memasak dan menyimpan makanan dan bahan makanan.
ukurannya bisa berbanding sama besarnya. karena pawon bagi kami lebih banyak melakukan aktifitas masak-memasak dan lebih hangat, dan lebih seperti ruang tamu bagi siapapun yang berkunjung.
Hawu atau tungku masak, terbuat dari bahan batu cadas yang ditempat diatas parako , dengan tempat penyimpanan kayu bakar diatasnya. semua kegiatan memasak nasi dalam aturan adat istiadat harus menggunakan kayu bakar yang diambil dari hutan. sedangkan barang modern seperti kompor minyak dan gas bisa dipergunakan untuk memasak selain nasi
Demikian penjelasan lengkap mengenai nama“Keunikan Rumah adat Kasepuhan Sunda Jawa Barat” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan sopan