Keunikan RUMAH ADAT Sulawesi Tenggara dan penjelasannya
Sebagian dari masyarakat Tolaki masih tradisional dan menggantungkan hidupnya dari mengelola sumber daya alam. Sampai saat ini suku Tolaki memiliki keyakinan dan tradisi untuk menjaga dan memelihara kelestarian hutan yang terus diwariskan ke anak cucu mereka.
Pernyataan ini dimaknai dari pepatah ” mombiara pombahora ronga anahoma ano dungu opitu turuna” yang diartikan secara harfiah bahwa secara individu dan kekeluargaan masyarakat adat Tolaki harus dapat memlihara dan melestarikan lingkungan alam yang dimilikinya sampai lapis ketujuh anak cucu mereka.
Kearifan lokal masyarakat Tolaki yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah sistem perladangan dan pembukaan lahan dengan tradisi dan kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan oleh nenek moyang mereka yang tetap memperhatikan kelestarian hutan
-Rumah Adat Sulawesi Tenggara-Postedby-BukanTrik-, Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah indonesia yang di diami oleh suku tolaki yang berada di sekitar kota kendari, Kabupaten konawe, Konawe Selaten, Konawe Utara, Kolaka dan Kolaka Utara. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. masyarakat Tolaki umumnya bermata pencaharian sebagai peladang dan petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan yang di buat secara gotong-royong
Karena masyarakat tolaki hidup dengan bercocok tanam diladang dan disawah, maka ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka. mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai ini dinamai sungai Konawe. yang membelah daerah ini dari barat ke selatan menuju Selat Kendari. Bagi orang Tolaki, padi-padian yang tumbuh di ladang menjadi makanan pokok, selain itu juga mereka menanam ubi jalar, tebu, aneka macam sayuran, tembakau, dan kopi.
ada pula makanan pokok yang berasal dari pohon sagu (tawaro) dan dikelola dengan cara memotong batang pohon sagu yang kemudian diiris isi dari batangnya setelah itu dilakukan Lumanda atau meratakan hasil irisan tersebut didalam tempat penampungan sehingga hasil dari proses semua itu akan menjadi sagu (tawaro)/Sinonggi (siap saji).
Mereka memiliki Rumah yang umumnya berbentuk rumah panggung yang tersebar diantara lahan-lahan yang telah dibuka. Rumah-rumah tersebut umumnya terbuat dari daun nipa yang dianyam dan memiliki atap yang tinggi.
Masyarakat tolaki Sulawesi tenggara memiliki rumah adat tradisional yang bernama rumah adat laikas. atau yang lebih dikenal dengan nama Malige merupakan rumah panggung yang berada di Sulawesi Tenggara. Rumah adat laikas pada umumnya berbentuk empat persegi panjang dengan bentu yang besar dan megah layaknya istana sang raja.
keunikanya seluruh bangunan ini dibuat tanpa menggunakan bahan logam seperti paku, seluruhnya menggunakan bahan kayu. Pada bagian atapnya menggunakan rumbai alang-alang dan nipah. Kolong bangunan rumahnya biasa digunakan untuk kandang ternak ayam dan babi.
Laikas merupakan rumah panggung yang berfungsi sebagai tempat berlindung masyarakat setempat. Rumah ini terdiri dari empat lantai.
- Lantai pertama tempat kediaman raja dan permasuri,
- lantai kedua untuk tempat tinggal,dan
- lantai ketiga tempat menyimpan barang pusaka,
- lantai empat untuk tempat bersemedi atau beribadah.
Pada kiri-kanan lantai dua terdapat ruang tempat menenun kain yang disebut bone, bangunan tersebut tidak menggunakan paku melainkan pasak kayu atau serat kayu.
Sebagian dari masyarakat Tolaki masih tradisional dan menggantungkan hidupnya dari mengelola sumber daya alam. Sampai saat ini suku Tolaki memiliki keyakinan dan tradisi untuk menjaga dan memelihara kelestarian hutan yang terus diwariskan ke anak cucu mereka.
Pernyataan ini dimaknai dari pepatah ” mombiara pombahora ronga anahoma ano dungu opitu turuna” yang diartikan secara harfiah bahwa secara individu dan kekeluargaan masyarakat adat Tolaki harus dapat memlihara dan melestarikan lingkungan alam yang dimilikinya sampai lapis ketujuh anak cucu mereka.
Kearifan lokal masyarakat Tolaki yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah sistem perladangan dan pembukaan lahan dengan tradisi dan kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan oleh nenek moyang mereka yang tetap memperhatikan kelestarian hutan
Demikian penjelasan lengkap mengenai nama“Keunikan RUMAH ADAT Sulawesi Tenggara rumah laikas” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan sopan