0 Comment
Upacara Adat istiadat dan kepercayaan suku jawa tengah

Upacara-Adat-Istiadat-dan-Kepercayaan-Jawa-Tengah

-Upacara adat Istiadat suku jawa tengah-Postedby-BukanTrik-, Agama islam berkembang baik di pulau jawa hal ini tampak dari banyaknya bangunan –bangunan tempat ibadat agama ini. Agama islam adalah agama mayoritas masyarakat jawa. Selain itu ada juga penganut agama katolik dan kristen protestan, hindu, budha dan aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Kebanyakan orang jawa percaya bahwa hidup manusia ini sudah diatur dalam alam semesta. Sehingga tidak sedikit dari mereka bersikap nrimo, yaitu menyerahkan diri pada takdir. Selain itu orang jawa percaya kepada kekuatan atau kesakten (kesaktian) yang terdapat pada benda-benda pusaka seperti keris, gamelan, dan lain-lain

Mereka juga mempercayai keberadaan arawah atau roh leluhur dan makhluk-makhluk halus seperti memedi, lelembut, tuyul, demit, serta jin yang menempati alam sekitar tempat tinggal mereka, menurut kepercayaan, makhluk tersebut dapat endapatkan kesuksesan, kebahagian, ketentraman atau keselamatan, tetapi sebaliknya ada juga mahluk halus yang dapat menimbulkan ketakutan atau kematian

Selamatan merupakan acara makan bersama atas makanan yang telah diberi doa sebelum dibagi-bagikan, sesuai dengan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari upacara selamatan dapat digolongkan kedalam 4 macam seperti berikut
  • Selamatan dalam rangka lingkaran hidup seseorang, jenis selamatan ini meliputi hamil tujuh bulan, kelahiran, potong rambut pertama, menyentuh tanah untuk pertama kali, menusuk telinga, sunat, kematian, [eingatan, serta saat-saat kematian
  • Selamatan yang bertalian dengan bersih desa, jenis selamatan ini meliputi upacara sebelum penggarapan tanah pertanian dan setelah panan padi
  • Selamatan yang berhubungan dengan hari-hari serta bulan-bulan besar islam
  • Selamatan yang berkaitan dengan peristiwa khusus, jenis selamatan ini meliputi perjalanan jauh, menempati rumah baru, menolak bahaya (ngruwat) janji kalau sembuh dari sakit 9kaul dan lain-lain

A. Upacara adat kelahiran


Ada beberapa adat istiadat yang biasa dilakukan oleh masyarakat jawa tengah terutama yang terdapat pada seseorang yang sudah berumah tangga. Seorang ibu yang menginginkan seorang anak, akan tetapi belum juga dikasih maka seorang ibu tersebut mengadakan yang dinamakan mupu,

Prosesi mupu.

mupu yaitu memungut anak. Tujuannya agar menyebabkan hamilnya seorang ibu yang memungut anak. Pada saat ibu hamil, jika wajahnya terlihat tidak bersih dan tidak tampak cantik seperti biasanya, maka dapat disimpulkan bahwa anaknya adalah laki-laki, akan tetapi, jika ibu wajahnya tampak bersih dan tampak cantik maka dapat disimpulkan bahwa anaknya perempuan.

Prosesi mitoni

Ketika seorang ibu hamil memasuki kehamilannya yang 7 bulan, maka akan diadakan acara tujuh bulanan atau mitoni. Tujuannya yaitu agar seorang calon bayi dan calon ibu sehat dan lancar dalam persalinan nanti. Pada tujuh bulanan ada beberapa ritual yang dilakukan, salah satunya yaitu calon ibu di mandikan dengan air yang diambil dari tujuh sumber yang berbeda dan juga ditambahkan bunga tujuh macam agar wangi. Ada juga masyarakat yang hanya merayakan tujuh bulanan ini dengan acara selamatan khataman quran. Karena simpel tidak terlalu ribet. Pada tujuh bulanan ini pasa masa sekarang tidak hanya dilakukan pasa suku jawa, akan tetapi ada suku lain juga yang mengikuti adat suku jawa ini.

Prosesi brokohan

Pada saat seorang bayi itu lahir, maka akan diadakan selametan, biasanya sering juga disebut dengan brokohan. Pada saat brokohan dilakukan, maka disediakan nasi tumpeng lengkap dengan sayur dan lauk pauknya.

Prosesi selapanan

Pada saat seorang bayi berusia 35 hari, maka diadakan acara selametan selapanan, pada acara selapanan, rambut seorang bayi akan dipotong habis. Tujuannya agar rambut bayi tersebut akan tumbuh lebat.

Prosesi tedak siten

tedak-siten merupakan Adat tradisi yang dilakukan ketika seorang bayi beusia 8 atau 9 bulan. Adat seperti ini yaitu dimana seorang bayi untuk pertama kalinya menginjak kakinya ke atas tanah. Dalam pelaksanaan tedak siten ini orang tua harus membantu dengan menuntun sang anak untuk berjalan diatas cobekan yang didalamnya berisi sesaji makanan sejenis dodol yang terbuat dari bahan beras ketan berwarna putih dan merah serta beras kuning. Setelah itu sang anak diturunkan ke atas tanah dengan dibimbing oleh orang tuanya. Kemudian ibu dan sang anak masuk di dalam kurungan anak, didalam kurungan tersebut tersedia berbagai mainan yang bisa dipilih oleh sang anak.

Prosesi khitanan atau ditetaki

Ketika menjelang remaja, tiba waktunya seorang anak ditetaki atau dikhitan. Adat istiadat tersebut selalu dilakukan oleh masyarakat suku jawa. Tradisi ini masih selalu dilakukan oleh suku jawa setiap pertumbuhan sang bayi, sejak lahir yang selalu diadakan acara-acara yang sudah menjadi tradisi suku jawa sampai seorang anak tersebut memasuki tetaki atau khitan.

B. Upacara adat kematian


Diantara jenis-jenis selamatan tersebut, selamatan yang berhubungan dengan kematian sangat diperhatikan dan selalu dilakukan. Hal ini dilakukan untu menghirmati arwah orang yang meninggal, jenis selamatan untuk menolong arwah orang dialam baka ini berupa
  • Surtanah atau geblak yaitu upacara berupa mendoakan saat meninggalnya seseorang
  • Nelung dina yaitu upacara atau selamata atau doa yang diakuakn pada hari ke 3 sesudah meninggalnya seseorang
  • Mitung dina yaitu upacara atau selamatan atau doa yang dilakukan pada hari ke 7 sesudah meninggalnya seseorang
  • Matang puluh dina yaitu upacara atau selamatan atau doa yang dilakukan pada hari ke 40 sesudah meninggalmya seseorang
  • Nyatus yaitu upacara atau selamatan atau doa yang di lakukan pada hari ke 100 sesudah meninggalnya seseorang
  • Mendak sapisan yaitu upacara atau selamatan dan doa yang dilakukan pada 1 tahun nya sesudah meninggalnya seseorang
  • Mendak pindo yaitu upacara atau selamatan dan doa yang dilakukan pada hari genap 1000 hari meninggalnya seseorang , selamatan ini juga kadang-kadang disebut juga nguwis-nguwisi artinya yang terakhir kali

Selain selamatan dan upacara adat, masyarakat jawa juga mengenal dengan upacara sesajeb, upacara ini berkaitan dengan kepercayaan terhadap makhluk halus, sesajen diletakkan ditempat-tempat ttertentu seperti di bawah kolong jembatan di bawah tiang rumah dan ditempat tempat yang dianggap keramat.

Bahan sesajen berupa ramuantiga jenis binga (kembang telon), kemenyan, uang receh, dan kue apem, bahan tersebut ditaruh didalam besek kecil atau bungkusan daun pisang, sesajen tersebut ada yang dibuat pada setiap malam selasa kliwon dan jum’at kliwon.

C. Upacara Adat Ritual Tradisi/ Kenduren


Kenduren/ selametan adalah tradisi yang sudah turun temurun dari jaman dulu, yaitu doa bersama yang di hadiri para tetangga dan di pimpin oleh pemuka adat atau yang di tuakan di setiap lingkungan, dan yang di sajikan berupa Tumpeng, lengkap dengan lauk pauknya. Tumpeng dan lauknya nantinya di bagikan kepada yang hadir yang di sebut Carikan ada juga yang menyebut dengan Berkat.Tujuan dari kenduren itu adalah meminta keselamat buat yang di doakan, dan keluarganya,kenduren itu bermacam macam jenisnya, antara lain :

kenduren wetonan ( wedalan )

Di namakan wetonan karena tujuannya untuk selametan pada hari lahir ( weton, jawa ) seseorang. Dan di lakukan oleh hampir setiap warga, biasanya 1 keluarga 1 weton yang di rayain , yaitu yang paling tua atau di tuakan dalam keluarga tersebut. Kenduren ini di lakukan secara rutinitas setiap selapan hari ( 1 bulan ). Biasanya menu sajiannya hanya berupa tumpeng dan lauk seperti sayur, lalapan, tempe goreng, thepleng, dan srundeng. tidak ada ingkung nya ( ayam panggang ).

Kenduren Sabanan ( Munggahan )

Kenduren ini menurut cerita tujuannya untuk menaik kan para leluhur. Di lakukan pada bulan Sya’ban, dan hampir oleh seluruh masyarakat di Watulawang dan sekitarnya, khususnya yang adatnya masih sama, seperti desa peniron, kajoran, dan sekitarnya. Siang hari sebelum di laksanakan upacara ini, biasanya di lakukan ritual nyekar, atau tilik bahasa watulawangnya, yaitu mendatangi makan leluhur, untuk mendoakan arwahnya,

biasanya yang di bawa adalah kembang, menyan dan empos ( terbuat dari mancung ). Tradisi bakar kemenyan memang masih di percaya oleh masyarakat watulawang, sebelum mulai kenduren ini pun, terlebih dahulu di di jampi jampi in dan di bakar kemenyan di depan pintu. Menu sajian dalam kenduren sabanan ini sedikit berbeda dengan kenduren Wedalan, yaitu disini wajib memakai ayam pangang ( ingkung ).

Kenduren Likuran

Kenduren ini di laksanakan pada tanggal 21 bulan pasa ( ramadan ), yang di maksudkan untuk memperingati Nuzulul Qur’an. dalam kenduren ini biasanya di lakukan dalam lingkup 1 RT, dan bertempat di ketua adat, atau sesepuh di setiap RT. dalam kenduren ini, warga yang datang membawa makanan dari rumah masing2, tidak ada tumpeng, menu sajiannya nasi putih, lodeh ( biasanya lodeh klewek) atau bihun, rempeyek kacang, daging, dan lalapan.

Kenduren Badan ( Lebaran )/ mudunan

Kenduren ini di laksanakan pada hari Raya Idul Fitri, pada tanggal 1 sawal ( aboge ). kenduren ini sama seperti kenduren Likuran,hanya tujuannya yang berbeda yaitu untuk menurunkan leluhur. TYang membedakan hanya, sebelum kenduren Badan, biasanya di dahului dengan nyekar ke makam luhur dari masing2 keluarga.

Kenduren Ujar/tujuan tertentu

Kenduren ini di lakukan oleh keluarga tertentu yang punya maksud atau tujuan tertentu, atau ayng punya ujar/ omong. Sebelum kenduren ini biasanya di awali dengan ritual Nyekar terlebih dahulu. dan menu wajibnya, harus ada ingkung ( ayam panggang ). Kenduren ini biasanya banyak di lakukan pada bulan Suro ( muharram ).

Kenduren Muludan

Kenduren ini di lakukan pada tanggal 12 bulan mulud, sama seperti kenduren likuran, di lakukan di tempat sesepuh, dan membawa makanan dari rumah masing- masing. biasanya dalam kenduren ini ada ritual mbeleh wedus ( motong kambing ) yang kemudian di masak sebagai becek dalam bahasa watulawang ( gulai ).

Upacara grebegan

Upacara Garebeg diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun kalender/penanggalan Jawa yaitu pada tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ketiga), tanggal satu bulan Sawal (bulan kesepuluh) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan kedua belas). Pada hari hari tersebut raja mengeluarkan sedekahnya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan. Sedekah ini, yang disebut dengan Hajad Dalem, berupa pareden/gunungan yang terdiri dari gunungan kakung dan gunungan estri (lelaki dan perempuan).

Gunungan kakung berbentuk seperti kerucut terpancung dengan ujung sebelah atas agak membulat. Sebagian besar gunungan ini terdiri dari sayuran kacang panjang yang berwarna hijau yang dirangkaikan dengan cabai merah, telur itik, dan beberapa perlengkapan makanan kering lainnya. Di sisi kanan dan kirinya dipasangi rangkaian bendera Indonesia dalam ukuran kecil. Gunungan estri berbentuk seperti keranjang bunga yang penuh dengan rangkaian bunga. Sebagian besar disusun dari makanan kering yang terbuat dari beras maupun beras ketan yang berbentuk lingkaran dan runcing. Gunungan ini juga dihiasi bendera Indonesia kecil di sebelah atasnya.

Upacara Sekaten

Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari. Konon asal-usul upacara ini sejak kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad. Menurut cerita rakyat kata Sekaten berasal dari istilah credo dalam agama Islam, Syahadatain.

Sekaten dimulai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, Kyai Gunturmadu dan Kyai Guntursari, dari keraton untuk ditempatkan di depan Masjid Agung Surakarta. Selama enam hari, mulai hari keenam sampai kesebelas bulan Mulud dalam kalender Jawa, kedua perangkat gamelan tersebut dimainkan/dibunyikan (Jw: ditabuh) menandai perayaan sekaten. Akhirnya pada hari ketujuh upacara ditutup dengan keluarnya Gunungan Mulud. Saat ini selain upacara tradisi seperti itu juga diselenggarakan suatu pasar malam yang dimulai sebulan sebelum penyelenggaraan upacara sekaten yang sesungguhnya

Demikian penjelasan lengkap mengenai macam-macam “Upacara Adat Istiadat dan Kepercayaan Jawa Tengah” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan

 
Top