Upacara adat istiadat dan kepercayaan suku minangkabau sumatera barat
Dahulu masyarakat minagkabau mengenal berbagai upacara seperti berikut
Akhir kehidupan di dunia adalah kematian. Pada upacara yang berkaitan dengan kematian tidak terlepas dari upacara yang berkaitan dengan adat dan yang bernafaskan keagamaan. Acara-acara yang diadakan sebelum dan sesudah kematian adalah sbb:
-Upacara Adat Sumatera barat-Postedby-BukanTrik- Sebagian besar orang minangkabau menganut agama islam. Mereka percaya kepada Tuhan sebagaimana yang diajarkan oleh agama islam, sebagian kecil masyarakat pedesaan. Percaya kepada hantu-hantu yang mendatangkan bencana dan penyakit. Untuk menolak hantu-hantu tersebut mereka meminta pertolongan seorang dukun.
Mereka juga percaya tentang puntianak, yaitu perempuan yang suka menghisap darah bayi dengan jalan menghirup ubun-ubun bayi itu dari jarak jauh, selain itu mereka percaya mengenal adanya orang dapat dimintai pertolongan untuk merugikan orang lain dengan cara gaib yaitu mengantarkan racun melalui udara, kepercayaan ini disebut menggasing
- Upacara tabuik dulu ada di daerah pesisir, upacara ini adalah upacara memperingati kematian hasan dan husain di padang karabela
- Upacara kitan dan khatam, upacara yang berhubungan dengan peringatan masa peralihan dalam peralihan dalam lingkaraan hidup manusia seperti : Upacara turun tanah atau turun mandi yaitu upacara menyentuhkan bayi dengan tanah untuk pertama kalinya Upacara kekah yaitu upacara memotong rambut bayi untuk pertama kali
Ada beberapa macam Upacara adat yang biasa dilakukan oleh suku minang di daerah padang sumatera barat yang terdiri dari beberapa unsur dari daur hidup manusia dan dikenal sebagai upacara-upacara yang bersifat ritual adat seperti: upacara adat Masa Kehamilan, Masa Kelahiran, Masa Anak-anak, Perkawinan, Kematian dll. Demikian juga dalam kegiatan pertanian dan keagamaan /kepercayaan dikenal upacara adat yang unik dan menarik. Berikut nama macam macam contoh upacara adat suku minangkabaau sumatera barat
A. Upacara Adat Seputar kehidupan
masyarakat minang termasuk salah satu masyarakat yang taat dalam menjalakan ajaran agama islam itu tercermin dalam beberapa upacara adat dan ritul dalam melakukan proses kehidupan diantaranya ada upacara-upacara pada masa kehamilan dan sampai lahir dan seterusnya maka dilanjutkan dengan acara-acara semasa remaja dan terutama sekali bagi anak laki-laki. Pada masa remaja ada pula acara-acara yang dilakukan berkaitan dengan ilmu pengetahuan adat dan agama. Upacara-upacara semasa remaja ini adalah sbb:
- Manjalang guru (menemui guru) untuk belajar. Orang tua atau mamak menemui guru tempat anak kemenakannya menuntut ilmu.
Apakah guru dibidang agama atau adat. Anak atau keponakannya diserahkan untuk dididik sampai memperoleh ilmu pengetahuan yang diingini.
Balimau. Biasanya murid yang dididik mandi berlimau dibawah bimbingan gurunya. Upacara ini sebagai perlambang bahwa anak didiknya dibersihkan lahirnya terlebih dahulu kemudian diisi batinnya dengan ilmu pengetahuan. - Batutue (bertutur) atau bercerita. Anak didik mendapatkan pengetahuan dengan cara gurunya bercerita. Di dalam cerita terdapat pengajaran adat dan agama.
- Mengaji adat istiadat. Didalam pelajaran ini anak didik mendapat pengetahuan yang berkaitan dengan Tambo Alam Minangkabau dan Tambo Adat.
- Baraja tari sewa dan pancak silek (belajar tari sewa dan pencak silat). Untuk keterampilan dan ilmu beladiri maka anak didik berguru yang sudah kenamaan.
- Mangaji halam jo haram (mengaji halal dengan haram). Pengetahuan ini berkaitan dengan pengajaran agama.
- Mengaji nan kuriek kundi nan merah sago, nan baiek budi nan indah baso (mengaji yang kurik kundi nan merah sago, yang baik budi nan indah baso), pengajaran yang berkaitan dengan adat istiadat dan moral.
B. Upacara dalam proses perkawinan
Setelah dewasa maka upacara selanjutnya adalah upacara perkawinan selain prosesi adat istiadatnya yang memiliki keunikan juga dalam hal pakaian adat nya juga. Pada umumnya masyarakat Minangkabau beragama Islam, oleh karena itu dalam masalah nikah kawin sudah tentu dilakukan sepanjang Syarak. Dalam pelaksanaan nikah kawin dikatakan “nikah jo parampuan, kawin dengan kaluarga”. Dengan pengertian ijab kabul dengan perantaraan walinya sepanjang Syarak, namun pada hakekatnya mempertemukan dua keluarga besar, dua kaum, malahan antara keluarga nagari. Pada masa dahulu perkawinan harus didukung oleh kedua keluarga dan tidak membiarkan atas kemauan muda-mudi saja. Dalam proses perkawinan acara yang dilakukan adalah sbb:
- Pinang-maminang (pinang-meminang)
- Mambuek janji (membuat janji)
- Anta ameh (antar emas), timbang tando (timbang tando)
- Nikah
- Jampuik anta (jemput antar)
- Manjalang, manjanguak kandang (mengunjungi, menjenguk kandang). Maksudnya keluarga laki-laki datang ke rumah calon istri anaknya
- Baganyie (merajuk)
- Bamadu (bermadu)
C. Upacara adat proses kematian
Akhir kehidupan di dunia adalah kematian. Pada upacara yang berkaitan dengan kematian tidak terlepas dari upacara yang berkaitan dengan adat dan yang bernafaskan keagamaan. Acara-acara yang diadakan sebelum dan sesudah kematian adalah sbb:
- Sakik basilau, mati bajanguak (sakit dilihat, mati dijenguk)
- Anta kapan dari bako (antar kafan dari bako)
- Cabiek kapan, mandi maik (mencabik kafan dan memandikan mayat)
- Kacang pali (mengantarkan jenazah kek kuburan)
- Doa talakin panjang di kuburan
- Mengaji tiga hari dan memperingati dengan acara hari ketiga, ketujuh hari, keempat puluh hari, seratus hari dan malahan yang keseribu hari. Pada masa dahulu acara-acara ini memerlukan biaya yang besar.
D. Upacara Yang Berkaitan dengan Perekonomian
Upacara yang berkaitan dengan perekonomian seperti turun kesawah, membuka perladangan baru yang dilakukan dengan upacara-upacara adat. Untuk turun kesawah secara serentak juga diatur oleh adat. Para pemangku adat mengadakan pertemuan terlebih dahulu, bila diadakan gotong royong memperbaiki tali bandar dan turun kesawah. Untuk menyatakan rasa syukur atas rahmat yang diperoleh dari hasil pertanian biasanya diadakan upacara-upacara yang bersifat keluarga maupun melibatkan masyarakat yang ada dalam kampung. Pada masa dahulu diadakan pula upacara maulu tahun (hulu tahun), maksudnya pemotongan padi yang pertama sebelum panen keseluruhan. Diadakan upacara selamatan dengan memakan beras hulu tahun ini. Upacara dihadiri oleh Ulama dan Ninik mamak serta sanak keluarga. Adapun acara yang berkaitan dengan turun kesawah ini adalah sbb:
- Gotong royong membersihkan tali bandar
- Turun baniah, maksudnya menyemaikan benih
- Turun kasawah (turun ke sawah)
- Batanam (bertanam)
- Anta nasi (megantarkan nasi)
- Basiang padi (membersihkan tanaman yang mengganggu padi)
- Tolak bala (upacara untuk menolak segala malapetaka yang mungkin menggagalkan pertanian)
- Manggaro buruang (mengusir burung)
- Manuai (menuai), manyabik padi (potong padi)
- Makan ulu tahun (makan hulu pertahunan)
- Tungkuk bubuang (telungkup bubung)
- Zakat
E. Upacara Selamatan
Dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat banyak ditemui upacara selamatan. Bila diperhatikan ada yang sudah diwarisi sebelum Islam masuk ke Minangkabau. Doa selamat ini untuk menyatakan syukur atau doa selamat agar mendapat lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa upacara yang termasuk doa selamatan ini seperti :
- Upacara selamatan atas kelahiran, turun mandi, bacukua (bercukur), atau memotong rambut pertama kali.
- Upacara selamatan dari suatu niat atau melepas nazar. Sebagai contoh setelah sekian lama sakit dan si sakit kemudian atau keluarganya berniat bila seandainya sembuh akan dipanggil orang siak dan sanak famili untuk menghadiri upacara selamatan.
- Selamatan ketika pekerjaan selesai dilakukan.
- Selamatan saat acara pemberangkatan naik haji maupun upacara selamatan pulang pergi naik haji
- Selamat lepas dari suatu bahaya
- Selamat hari raya
- Selamat kusuik salasai, karuah manjadi janiah (selamat kusut selesai, keruh menjadi jernih). Upacara selamat diadakan karena adanya penyelesaian mengenai suatu permasalahan baik yang menyangkut dengan masalah kekeluargaan maupun yang menyangkut dengan adat.
- Maulud nabi.
Dengan banyaknya upacara yang dilakukan dalam masyarakat Minangkabau secara tidak langsung juga sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat dan juga dalam alih generasi yang berkaitan dengan adat dan agama di Minangkabau
Demikian penjelasan lengkap mengenai macam-macam “Upacara adat Istiadat dan Kepercayaan Suku Minang Sumatera Barat” semoga dapat bermanfaat, terima kasih untuk kunjungan ke blog BukanTrik. Silahkan baca juga artikel terkait lainnya
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan sopan